PIdato Pendek " Man Jadda Wajada "
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaika
pidato singkat dengan suatu tema “Man Jadda Wa Jada” (barangsiapa yang
bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil).
Bapak , ibu saudara yang berbahagia.
Man Jadda Wa Jada, sebuah ungkapan yang mulai sering
terdengar dalam
kehidupan kita. Sepenggal mantra sakti yang memiliki makna yang kuat dan mampu memberikan semangat dalam kehidupan kita.“Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil”, begitulah arti ungkapan Arab ini.
kehidupan kita. Sepenggal mantra sakti yang memiliki makna yang kuat dan mampu memberikan semangat dalam kehidupan kita.“Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil”, begitulah arti ungkapan Arab ini.
Man Jadda Wa Jada ini
memanglah bukan hadits, tetapi sangatlah sesuai dan selaras dengan sunnatullah.
Sebuah ketetapan yang mengisyaratkan manusia bahwa Allah tidak akan merubah
nasib suatu kaum selama kaum tersebut tidak berusaha merubahnya sendiri.
Kata kunci dalam pepatah ini ialah jadda atau
bersungguh-sungguh.
Jadi, sejauh mana Anda sudah mengaplikasikan pepatah ini ialah sejauh mana Anda bersungguh-sungguh.
Jadi, sejauh mana Anda sudah mengaplikasikan pepatah ini ialah sejauh mana Anda bersungguh-sungguh.
Adapun caraMengukur Man Jadda Wa Jada Pada Diri Anda adalah
Silahkan Anda periksa pertanyaan saya dan jawablah dalam hati Anda. Silahkan Anda
ukur diri Anda tanpa dalih tanpa alasan (jika bersungguh-sungguh ingin maju).
- Sudahkah Anda bersungguh-sungguh melihat peluang. Coba
lihat catatan Anda,
- Seberapa dalam Anda meneliti sebuah ide ?Coba
lihat catatan Anda
- Seberapa banyak ide-ide yang sudah Anda
lakukan?Coba lihat catatan Anda
- Berapa kali Anda gagal dan bangkit lagi ?Coba
lihat catatan Anda
- Seberapa keras Anda mencari solusi masalah Anda?Coba
lihat catatan Anda
- dan sebagainya, dan sebagainya
Jika Anda masih suka mengatakan “tapi” sebagai
dalih tidak berusaha, artinya Anda belum bersungguh-sungguh. Jika Anda memang
bersungguh-sungguh, akan selalu ada jalan untuk mencapai apa yang Anda
inginkan. Akan selalu ada jalan untuk menyelesaikan masalah Anda.Potensi
pikiran, hati, dan tubuh Anda sudah cukup untuk mengatasi masalah Anda.
Memang benar… Semua orang memiliki potensi
yang sama, yang berbeda ialah sejauh mana kita menggunakan potensi tersebut.
Sejauh mana kita membumikan man jadda wa jada itu dalam hidup kita
Bagaimana Cara Membumikan Man Jadda Wa Jada
Langkah selanjutnya ialah kita harus
membumikan Man Jadda Wa Jada, bukan hanya pepatah penghias dinding, tetapi
harus menjadi bagian dari kehidupan kita.
1.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan mengalahkan rasa
malas yang menghambat Anda untuk bertindak.
2.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan mencari cara
mengatasi rintangan dan halangan yang ada di depan Anda.
3.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan berusaha melengkapi
apa yang menjadi kekurangan Anda untuk meraih tujuan besar Anda.
4.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan terus belajar dan belajar
5.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak akan mudah
berhentiberpikir , mencoba dan mencoba sampai Anda menemukan jalan yang tepat.
Berhentilah melihat hasil. Karna kita tidak
dituntut untuk itu, selain dari apa yang kita usahakan. Nilai seseorang
dihadapan Rabb-nya adalah dari apa yang diusahakannya.
Apa yang kita peroleh berbanding lurus dengan
apa yang kita usahakan. Tidak akan tertukar dengan yang lain dan berpindah
kepada yang lain. Yakinlah, bahwa piala hanya akan diberikan kepada mereka yang
berhak mendapatkannya. Dan Anda bisa menjadi salah satunya.
Rabb yang mampu meninggikan langit,
menghamparkan bumi,sungguh maha mampu mencukupi mulut manusia yang hanya
beberapa senti ini.
Akan tetapi ….tabiat manusia. Sekiranya Allah
memberinya 2 lembah emas, dia akan memintanya 1 lembah lagi. Begitu seterusnya…
"Seseorang boleh saja berkata, "Saya
telah menemukan kebahagiaan sejati ,bergelimang kekayaan yang dimiliki, bergaji
tinggi bisa saja bertutur bahwa dengan posisinya yang 'basah' ia akan
berkesempatan merasakan kenikmatan hidup. Atau mungkin saja seorang bintang
film bercerita bahwa ia merasakan kedamaian dalam hidup setelah duit tak pernah
berhenti mengalir ke sakunya. Tetapi tidak mungkinkah di balik pernyataan
itu ada terselubung perasaan cemas, khawatir dan gelisah, ibarat awan hitam
yang menutupi wajah rembulan?
Kegelisahan, kecemasan, ketidakteteraman,
adalah 'pekerjaan harian' bagi manusia, kecuali mereka yang telah menemukan
jalan yang benar.Rasa cemas itu bisa menyangkut urusan yang kecil-kecil maupun
yang besar-besar.Bahkan banyak orang yang sekadar menginginkan seorang gadis
lalu tidak kesampaian, bisa memilih bunuh diri saking stresnya.Tidak sedikit
pula yang mengamuk hanya karena persoalan uang seribu rupiah.
Bagi yang telah mengenal hakikat hidup,
hal-hal remeh seperti itu tidak perlu membuatnya hilang akal.Allah swt
jauh-jauh sebelumnya telah menurunkan obat penawar kegelisahan dan kecemasan
ini dengan agama.Melalui agama (Islam) ini, Allah memperkenalkan diri-Nya bahwa
Dialah yang Maha Kuasa, Maha Sempurna dan Maha Ahad.Pengetahuannya meliputi
segala yang telah lalu, kini dan esok.Penglihatan-Nya jauh di atas menembus ruang
dan waktu.Melalui pendekatan kepada kekuasaan-Nya ini sebenarnya sudah bermakna
obat. Dijamin manusia tidak akan gelisah selamanya.
Islam memperkenalkan cara pandang yang jauh
lebih luas tentang kehidupan. Bahwa hidup ini bukan sekadar pulang-balik dari
rumah ke tempat kerja Hidup ini indah dan penuh dimensi, Ia terdiri dari beberapa
babak. Dan babak paling akhir nanti bergantung pada kesuksesan menapaki hidup
pada babak sekarang ini.
Konsep seperti ini akan menuntut seseorang
untuk mengontrol dirinya secara mandiri, dan membimbing untuk tidak segera
putus asa menghadapi persoalan.
Makin kuat keyakinan dan kesadaran kita akan dekatnya Allah maka makin tenteram
pula hati ini dan makin besar kebahagiaan yang dicapai. Oleh karena itu dalam
al-Qur'an disebutkan, alaa bidzikrillahi tathmainnul-quluub, ingatlah
sesungguhnya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Inilah bentuk kecintaan dari Yang Maha Hakiki
kepada hamban-Nya.Demonstrasi kecintaan itu diwujudkan dalam berbagai
tindakan-Nya yang terkesan menyengsarakan dan menyulitkan si hamba. Padahal
itulah cara yang paling baik dan pas untuk manusia. Musibah dan
penderitaan-penderitaan digelar-Nya, yang bagi kebanyakan manusia lebih mudah
mengantar kepada kesadaran dan keinsyafan.
Demikianlah
apa yang dapat sampaikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Man Jadda Wa
Jada merupakan kunci keberhasilan . Akan
tetapi tidak hanya dengan itu saja, kedekatan dengan sang Khaliq pun itu sangat
berpengaruh sekali. Artinya, antara kesungguhan seseorang dengan kedekatannya
kepada sang Khaliq sangat berkaitan erat dengan keberhasilannya dalam meraih
kesuksesan. Semoga yang saya sampaikan ini
bisa memberikan pencerahan kepada kita semua, Amin Ya Rabbal Alamiin
Merupakan suatu syarat utama ketika kita
menjalani kehidupan ini, yaitu kesungguhan dan kedekatan dengan Tuhan. Karena
tanpa kedua itu, kita akan berada di suatu jalan yang tak tentu arah sebab kita
tidak mendapatkan petunjuk dan penerangan dari Tuhan. Artinya, untuk memperoleh
kebahagiaan, maka caranya ialah dengan bersungguh-sungguh. Man Jadda Wa Jada.
--------------------------------------------------------------
Berangkat dari suatu keprihatinan penulis
terhadap kondisi seseorang yang butuh akan motivasi dalam menjalani hidup, maka
penulis membuat makalah yang sederhana ini dengan mengambil suatu tema “Man
Jadda Wa Jada” (barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil).
Begitulah pepatah mengatakan. Dengan kesungguhan tentunya apa yang
dicita-citakan akan tercapai. Maka penulis berharap setelah dibuatnya makalah
ini, motivasi kita dalam menjalani hidup ini akan semakin bertambah dan menjadi
lebih baik.
Man Jadda Wa Jada, sebuah ungkapan yang mulai sering
terdengar dalam kehidupan kita. Sepenggal
mantra sakti yang memiliki
makna yang kuat dan mampu memberikan semangat dalam kehidupan kita.“Siapa yang
bersungguh-sungguh, akan berhasil”, begitulah arti ungkapan Arab
ini. Man Jadda Wa Jada ini memanglah bukan hadits,
tetapi sangatlah sesuai dan selaras dengan sunnatullah. Sebuah ketetapan yang
mengisyaratkan manusia bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum selama
kaum tersebut tidak berusaha merubahnya sendiri.
Kata kunci dalam pepatah ini ialah jadda atau
bersungguh-sungguh.
Jadi, sejauh mana Anda sudah mengaplikasikan pepatah ini ialah sejauh mana Anda bersungguh-sungguh.
Jadi, sejauh mana Anda sudah mengaplikasikan pepatah ini ialah sejauh mana Anda bersungguh-sungguh.
Mengukur Man Jadda Wa Jada Pada Diri Anda
Silahkan Anda periksa pertanyaan berikut dan jawablah dalam hati
Anda.Silahkan Anda ukur diri Anda tanpa dalih tanpa alasan (jika
bersungguh-sungguh ingin maju).
- Sudahkah Anda bersungguh-sungguh melihat peluang. Coba
lihat catatan Anda, sudah seberapa banyak potensi peluang yang Anda catat?
- Seberapa dalam Anda meneliti sebuah ide ?
- Seberapa banyak ide-ide yang sudah Anda
lakukan?
- Sudah berapa kali Anda gagal dan bangkit
lagi mencoba?
- Seberapa keras Anda mencari solusi masalah Anda?
- dan sebagainya.
Man Jadda Wa Jada Belum Membumi Jika Masih Berdalih
Jika Anda masih suka mengatakan “tapi” sebagai
dalih tidak berusaha, artinya Anda belum bersungguh-sungguh. Mungkin dalih Anda
benar, tetapi tetap saja Anda tidak meraih apa yang Anda inginkan. Jika
Anda memang bersungguh-sungguh, akan selalu ada jalan untuk mencapai apa yang
Anda inginkan. Akan selalu ada jalan untuk menyelesaikan masalah Anda.Potensi
pikiran, hati, dan tubuh Anda sudah cukup untuk mengatasi masalah Anda. Sebesar
apa pun masalah Anda. Begitu juga potensi Anda cukup untuk meraih pencapaian
tertinggi yang bisa dicapai manusia. Semua orang memiliki potensi yang sama,
yang berbeda ialah sejauh mana kita menggunakan potensi tersebut. Sejauh mana
kita membumikan man jadda wa jada dalam hidup Anda.
Cara Membumikan Man Jadda Wa Jada
Langkah selanjutnya ialah kita harus
membumikan Man Jadda Wa Jada, bukan hanya pepatah penghias dinding, tetapi
harus menjadi bagian dari kehidupan kita.
6.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan mengalahkan rasa
malas yang menghambat Anda untuk bertindak.
7.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan mencari cara
mengatasi rintangan dan halangan yang ada di depan Anda.
8.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan berusaha melengkapi
apa yang menjadi kekurangan Anda untuk meraih tujuan besar Anda.
9.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan belajar jika Anda
belum bisa melakukan sesuatu yang diperlukan untuk meraih sukses.
10.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak akan mudah
berhenti, terus berpikir kreatif, mencoba dan mencoba sampai Anda menemukan
jalan yang tepat.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak
akan kalah dengan alasan, justru akan berusaha mengatasi alasan
tersebut. Sudah menjadi fitrah insaniyah, bahwa setiap kita sesungguhnya
sedang berproses untuk menjadi lebih baik.Yang harus kita lakukan dan usahakan
hanyalah bersungguh-sungguh untuk itu.Membuat prioritas hidup dengan hanya
melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan manfaat bagi kehidupan.
Berhentilah melihat hasil. Karna kita tidak
dituntut untuk itu, selain dari apa yang kita usahakan. Nilai seseorang
dihadapan Rabb-nya adalah dari apa yang diusahakannya. Pilihan aktifitas hidup
apa yang dibuatnya. Seberapa besar usaha yang dilakukannya. Seberapa banyak
bisa mendatangkan manfaat bagi orang lain. Dikatakan bernilai ketika dia
melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan manfaat dan menghindarkannya dari
keburukan.Melakukan amal kebaikan dan menjauhkan diri dari perilaku
tercela.Memilih mentaati Rabb-nya dan menghindarkan diri melakukan hal-hal yang
bisa mendatangkan murka-Nya. Memperbanyak mensyukuri nikmat-nikmat-Nya dan
berhenti mengeluhkan apa yang tidak didapatkannya. Apa yang kita peroleh
berbanding lurus dengan apa yang kita usahakan. Tidak akan tertukar dengan yang
lain dan berpindah kepada yang lain. Yakinlah, bahwa piala hanya akan diberikan
kepada mereka yang berhak mendapatkannya. Dan Anda bisa menjadi salah satunya.
Rabb yang mampu meninggikan langit,
menghamparkan bumi dan mencukupi seluruh makhluq yang menghuni dintara keduanya,
sungguh maha mampu mencukupi mulut manusia yang hanya beberapa senti ini. Jika
kita merasa, Dia tidak mencukupi kebutuhan kita, maka yang sesungguhnya adalah
kitalah yang tidak mengetahui apa yang kita butuhkan. Inilah tabiat manusia.
Bahkan sekiranya Allah memberinya 2 lembah emas, dia akan memintanya 1 lembah
lagi. Begitu seterusnya... “Sesunguhnya Allah mendindingi manusia dan hatinya,
dan hanya kepada-Nyalah kita akan dikembalikan”.
Isi Waktu Luang Dengan Berbuat!
Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup
ini, biasanya akan menjadi penebar isu dan desas desus yang tak bermanfaat. Itu
karena akal pikiran mereka selalu melayangdayang tak tahu arah.Dan, {Mereka
rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang.} (QS.
At-Taubah: 87). Saat paling berbahaya bagi akal adalah manakala pemiliknya
menganggur dan tak berbuat apa-apa. Orang seperti itu, ibarat mobil yang
berjalan dengan kecepatan tinggi tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan dan ke
kiri. Bila pada suatu hari Anda mendapatkan diri Anda menganggur tanpa
kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah, dan cemas! Sebab, dalam
keadaan kosong itulah pikiran Anda akan menerawang ke mana-mana;
mulai dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa
kini, hingga mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu Anda alami.
Dan itu, membuat akal pikiran Anda tak terkendali dan mudah lepas
kontrol. Karena itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan shalat, baca
buku, bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja kerja, merapikan kamar,
atau berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir
kekosongan itu! Ini, karena janganlah berhenti sejenak pun dari melakukan
sesuatu yang bermanfaat.
"Seseorang boleh saja berkata, "Saya
telah menemukan kebahagiaan sejati setelah bergelimang dengan harta kekayaan
yang saya miliki.Saya sudah puas dengan hasil keringat saya." Atau seorang
pejabat bergaji tinggi bisa saja bertutur bahwa dengan posisinya yang 'basah'
ia akan berkesempatan merasakan kenikmatan hidup. Atau mungkin saja seorang bintang
film bercerita bahwa ia merasakan kedamaian dalam hidup setelah duit tak pernah
berhenti mengalir ke sakunya. Tetapi tidak mungkinkah di balik pernyataan
itu ada terselubung perasaan cemas, khawatir dan gelisah, ibarat awan hitam
yang menutupi wajah rembulan?
Kegelisahan, kecemasan, ketidakteteraman,
adalah 'pekerjaan harian' bagi manusia, kecuali mereka yang telah menemukan
jalan yang benar.Rasa cemas itu bisa menyangkut urusan yang kecil-kecil maupun
yang besar-besar.Bahkan banyak orang yang sekadar menginginkan seorang gadis
lalu tidak kesampaian, bisa memilih bunuh diri saking stresnya.Tidak sedikit
pula yang mengamuk hanya karena persoalan uang seribu rupiah.
Bagi yang telah mengenal hakikat hidup,
hal-hal remeh seperti itu tidak perlu membuatnya hilang akal.Allah swt
jauh-jauh sebelumnya telah menurunkan obat penawar kegelisahan dan kecemasan
ini dengan agama.Melalui agama (Islam) ini, Allah memperkenalkan diri-Nya bahwa
Dialah yang Maha Kuasa, Maha Sempurna dan Maha Ahad.Pengetahuannya meliputi
segala yang telah lalu, kini dan esok.Penglihatan-Nya jauh di atas menembus
ruang dan waktu.Melalui pendekatan kepada kekuasaan-Nya ini sebenarnya sudah
bermakna obat. Dijamin manusia tidak akan gelisah selamanya.
Islam memperkenalkan cara pandang yang jauh
lebih luas tentang kehidupan. Bahwa hidup ini bukan sekadar pulang-balik dari
rumah ke tempat kerja, sampai rumah lalu tidur, besok berangkat lagi, kawin,
punya anak.Hidup ini indah dan penuh dimensi, yang terdiri dari beberapa
babak.Babak akhir nanti bergantung pada kesuksesan menapaki hidup pada babak
sekarang ini. Konsep seperti ini akan menuntut seseorang untuk mengontrol
dirinya secara mandiri, dan membimbing untuk tidak segera putus asa menghadapi
persoalan.
Terapi shalat
Kaum muslimin tidak perlu ikut-ikutan orang
lain untuk mencari ketenangan hidup dengan melakukan meditasi segala macam.
Seperti diketahui, belakangan ini bermunculan kelompok meditasi di berbagai
kota. Malah dua di antaranya, yang mengaku berasal dari India dan kini membuka
cabang di Jakarta, mengklaim telah memiliki lebih 8.000 cabang di 58 negara.
Tujuan organisasi ini tidak lain adalah untuk menjaring para eksekutif yang
kini makin banyak ditimpa penyakit modern: stres dan gelisah.
Sungguh sangat disayangkan kalau ada kaum muslimin yang tertarik pada tatacara
pengobatan yang seperti ini. Sebab secara syar'i bukan saja telah terjadi
pelanggaran, karena bercampurnya lelaki dan perempuan dalam satu ruangan tanpa
aturan yang jelas, tetapi juga ada sebuah gambar ka'bah dan dua kaligrafi
bertuliskan Allah dan Muhammad yang dihimpit dua simbol agama lain.
Sebenarnya shalat jauh menawarkan terapi yang
lebih efektif dan ampuh untuk penyakit-penyakit gelisah seperti itu. Tentunya
apabila shalat yang ada ditegakkan dengan cara yang baik dan khusyu'. Sayangnya
yang kita lakukan selama ini shalat bukan hanya dianggap sebagai suatu
kewajiban, tapi terkadang sebagai beban.Padahal teori pengobatan berkata,
apabila kita yakin, maka sebagian dari penyakit itu telah disembuhkan.
Shalat bahkan bukan hanya akan memberikan kesembuhan terhadap beben-beban
ruhani akibat lelahnya menghadapi pertarungan hidup, tapi juga akan memberikan
kemenangan, di dunia dan di akhirat. Orang yang shalatnya benar, tidak malah
gelisah setelah shalat, akan tetapi ada perasaan lega dan tenteram karena baru
saja bertemu dengan Allah, Penguasa Segala Sesuatu. Bertemu kepada Dzat yang
menciptakan segala sesuatu di alam ini, termasuk jalan yang terbaik untuk
hamba-Nya. Orang yang ketika menghadapi Tuhan mempunyai perasaan penghambaan
seperti ini akan enteng hidupnya. Shalat akan dijadikan sebagai media untuk
memohon bimbingan dan petunjuk agar tidak keliru dalam meniti kehidupan. Hidup
ini dipasrahkan kepada-Nya, tawakkal.
Meraih cinta-Nya
Untuk mendapatkan cinta tentu memerlukan
perjuangan dan pengorbanan.Begitu juga untuk dapat meraih cinta dari Allah swt,
kita dituntut berkorban. In tanshurullaha yanshurkum, kata Allah, apabila kamu
menolong agama Allah, maka Allah akan menolongmu. Menolong, bila yang melakukan
adalah Allah, maka dapat diartikan dengan selesainya segala urusan yang
ditolong.Ini adalah kunci kehidupan itu sendiri.
Manusia yang meyakini Islam sebagai jalan hidup satu-satunya berarti sudah
memilih tauhid yang benar. Berarti ia akan cenderung mengenal Allah lebih
dekat, sehingga menimbulkan perasaan cinta kepada-Nya. Kalau sudah tumbuh cinta
maka ia akan memandang Allah sebagai Sumber segala hidup, Sumber kesempurnaan,
Sumber segala rahmat, serta percaya bahwa Dia dekat dengannya setiap saat.
Temali batinpun akan berbicara, ke mana pun juga pergi akan ada 'benang'
kontrol yang menghubungkan dengan Dia. Keyakinan dan kesadaran seperti ini
selain memberikan nuansa yang indah juga plus menciptakan kekuatan baru untuk
melangkah menapaki hidup.
Mungkin pertanyaan yang menggelitik akan
muncul, menggoda pikiran kita, "Bagaimana sesungguhnya kita dapat
berhubungan akrab dengan Tuhan dan sejauh mana kita mengetahui bahwa kita telah
dekat kepada-Nya?"
Allah swt berfirman, "Dan apabila
hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat, Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu." (QS.
Al-Baqarah: 186)
Makin kuat keyakinan dan kesadaran kita akan dekatnya Allah maka makin tenteram
pula hati ini dan makin besar kebahagiaan yang dicapai. Oleh karena itu dalam
al-Qur'an disebutkan, alaa bidzikrillahi tathmainnul-quluub, ingatlah
sesungguhnya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Dzikir yang dilakukan terus-menerus akan membuat ruhani menjadi kuat, pribadi
manusia akan memperolah kekuatan transenden yang luar biasa. Sebagai dampaknya
hati akan selalu bahagia, tenteram dan memperoleh kedamaian abadi.
Kunci segalanya
Kekuatan apa lagi yang akan bisa menyaingi jika manusia telah menemukan
Tuhannya? Kekuatan ini dapat menyingkirkan ila-ilah yang bertengger dalam
pikiran manusia, dalam jiwanya.Tidak hanya itu, semua kekuatan, harta kekayaan,
pangkat dan status, serta semua urusan dunia tidak banyak artinya di kala Allah
telah menyatu dalam jiwa.
Inilah kunci dari segalanya. Mereka yang sudah
merapatkan dirinya pada sandaran Sang Maha Kuasa, akan menghadapi kehidupan
dengan serba mudah. Kesulitan yang ada bahkan dianggapnya sebagai kesyukuran.
Karena dengan kesulitan itu akan mengurangi beban dosa dan kesalahannya.
Kesulitan dan kesusahan hidup bukan dianggap sebagai musibah yang dapat
menyeretnya kepada kekufuran, tapi justru sebagai cubitan peringatan agar
kontrol komunikasinya dengan Tuhan tetap berjalan, tetap seimbang.
Inilah bentuk kecintaan dari Yang Maha Hakiki kepada
hamban-Nya.Demonstrasi kecintaan itu diwujudkan dalam berbagai tindakan-Nya
yang terkesan menyengsarakan dan menyulitkan si hamba. Padahal itulah cara yang
paling baik dan pas untuk manusia. Musibah dan penderitaan-penderitaan
digelar-Nya, yang bagi kebanyakan manusia lebih mudah mengantar kepada
kesadaran dan keinsyafan.
Demikianlah
apa yang dapat sampaikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Man Jadda Wa
Jada merupakan kunci keberhasilan . Akan
tetapi tidak hanya dengan itu saja, kedekatan dengan sang Khaliq pun itu sangat
berpengaruh sekali. Artinya, antara kesungguhan seseorang dengan kedekatannya
kepada sang Khaliq sangat berkaitan erat dengan keberhasilannya dalam meraih
kesuksesan. Semoga yang saya sampaikan ini
bisa memberikan pencerahan kepada kita semua, Amin Ya Rabbal Alamiin
Merupakan suatu syarat utama ketika kita
menjalani kehidupan ini, yaitu kesungguhan dan kedekatan dengan Tuhan. Karena
tanpa kedua itu, kita akan berada di suatu jalan yang tak tentu arah sebab kita
tidak mendapatkan petunjuk dan penerangan dari Tuhan. Artinya, untuk memperoleh
kebahagiaan, maka caranya ialah dengan bersungguh-sungguh. Man Jadda Wa Jada.
Komentar
Posting Komentar