Postingan

Menampilkan postingan dengan label BAHAN CERAMAH

Materi 3 Fikih kelas 9 tentang Akikah

AQIKAH Aqiqah a. Pengertian Aqiqah 1) Aqiqah menurut bahasa berarti menyembelih atau memotong 2) Menurut istilah aqiqah berarti menyembelih hewan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, atas kelahiran. Penyembelihan hewan ini disertai dengan mencukur rambut anak serta diberi anam untuk anak tersebut. b. Dalil Tentang Anjuran Aqiqah Sabda Rasulullah SAW قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : الغُلاَمُ مُرْتَهِنٌ بِعَقِيْقَته تُذْ بَحُ عَنْهُ فِى الْيَوْمِ السَا بع وَيُحْلَقُ رَأْسَهُ ويُسَمَى (رواه الترمذى) Artinya : Rasullulah bersabda : anak yang baru lahir menjadi rungguhan sampai disembelihkan baginya aqiqah pada hari lahirnya, dan pada hari itu juga sebaiknya dicukur rambutnya dan diberi nama ( HR. Ahmad dan Atturmudzi )barang siapa yang di antara kamu beridah tentang anaknya, maka kerjakanlah untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sama umurnya dan untuk anak perempuan seekor kambing c. Hukum Aqiqah Sebagian besar ulama berpendapat hokum aqiqah itu SUNAT MUAQAT karena berd

Bahan Ceramah ( percakapan orang kafir dipadang mahsyar)

Oleh: Abu Fatiah Al-Adnani | Pakar Kajian Akhir Zaman (Arrahmah.com) – Al-Quran memuat banyak peristiwa dan kejadian yang akan berlangsung di akhirat. Di luar gambaran nikmat surga atau adzab neraka, Al-Quran juga memuat percakapan manusia di sana, baik ketika masih berada di padang mahsyar, maupun ketika mereka sudah berada di surga atau di neraka. Jika percakapan penduduk surga berisi kalimat thayyibah, ucapan keselamatan dan kenangan kenangan indah, maka percakapan penduduk neraka lebih banyak berisi umpatan, celaan, caci maki dan penyesalan. Al-Quran sendiri menggambarkan bahwa gaya bahasa penduduk neraka dengan ungkapan yashtharihun (يصطرخون), yang bermakna teriakan keras, lengkingan suara yang menggambarkan rasa sakit yang tiada terkira dan butuh segera bantuan agar ia terbebas dari siksaan. Hal itu sebagaimana yang termuat dalam salah satu ayat: وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ Dan mereka berteriak di dalam neraka

ZUHUD DAN JAMAN JAHILIYAH

Pada zaman dahulu ada sebagian tokoh sufi yang meratapi zaman. Lahirlah karya tulisnya yang berbentuk puisi yang panjang, berjudul: Syakwaz Zaman (Meratapi Zaman). Mengomentari kitab tersebut, BUYA Hamka mengatakan,

ZUHUD

Zuhud Q.S Di tengah tengan kehidupan yang serba keduniaan dan materialis kini, zuhud barangkali sudah menjadi kata yang asing dan aneh bagi kebanyakan orang, bahkan mungkinbagi sebahagian pengemban dakwah. Bagi orang yang kaya yang biasa bergelimang harta dan kemewahan, hidup zuhud tentu terasa aneh. Bagi orang yang miskin , hidup zuhud ( yang mereka anggab hidup secara miskin) tentu amat dibenci. Tentu demikian jika zuhud diidentikan dengan kefakiran atau kemiskinan.