PERBAIKAN MAKALAH PEMIKIRAN TASAUF FALSAFI
PERBAIKAN MAKALAH
PEMIKIRAN TASAUF FALSAFI
ABU YAZID ALBUSTAMI,AL-HALLAJ, RABI,AH AL-ADAWIYYAH DAN IBNU ‘ARABI
DIBERIKAN
DALAMRANGKA PERBAIKAN MAKALAH
MATA KULIAH
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM
30 JANUARI 2016.
Oleh
AZWARMAN
NIM : 201.
15. 031
DOSEN PEMBIMBING
Prof.DR.AZYUMARDI AZRA.CBE
DR.SYOFYAN ROZI, M.Ag
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KOTA BUKITTINGGI – SUMATERA BARAT
Th.2015 -2016
MAKALAH
PEMIKIRAN TASAUF FALSAFI
ABU YAZID ALBUSTAMI,AL-HALLAJ, RABI,AH AL-ADAWIYYAH DAN IBNU ‘ARABI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
PENGERTIAN TASAUF
Tasawwuf
berasal dari kata Sufi .Dan kata Sufi berasal dari bahasa arab. Kata Suf ((صوف yaitu
kain yang dibuat dari bulu yaitu wol. Kain wol yang dipakai kaum sufi adalah
wol kasar dan bukan wol halus seperti sekarang. Hal ini adalah symbol
kesederhanan dan kemiskinan. Kaum sufi hidup sederhana dan dalam keadaan
miskin, tetapi berhati suci dan mulia, Inilah yang diterima sebagai asal kata sufi[1].
Tasawwuf
secara umum merupakan
filsafat kehidupan dan jalan tertentu dalam berprilaku yang digunakan oleh
manusia untuk mencapai kesempurnaan akhlaknya, spiritual hakiki sekaligus
kebahagian rohaninya. Setiap sufi mengganggap pengalamannya dalam frame, bingkai kerangka yang ada
dimasyarakatnya yang berupa akidah maupun pemikiran. Jadi pengalaman sufistik
secara substansi sebenarnya adalah satu, sehingga perbedaan satu sufi dengan
sufi lainya tidak lain disebabkan oleh penafsiran terhadap pengalaman tersebut
yang dipengaruhi oleh peradaban setempat.[2]
Tasauf
atau sufisme adalah ilmu yang membahas masalah
pendekatan diri manusia kepada Tuhan melaui penyucian dirinya. Jalan yang ditempuh seseorang untuk sampai ketingkat
melihat Tuhan dengan mata hati dan akhirnya bersatu dengan Tuhan. Bersatunya
seorang sufi dengan tuhan adalah
perjalan panjang dan penuh halangan. Karena itu sedikit sekali orang yang bisa
sampai kepuncak tujuan tasawuf itu. Jalan
menuju tingkat makam atau stasion itu di Indonesia dinamakan tarekat. Tarekat
itu sendiri berasal dari bahasa arab yaitu Thariqah artinya adalah
jalan.[3],
atau “Suluk”
Harun
Nasution(1995) menyebutkan Jalan jalan tarikat itu bernama:
1.
Menurut
Al-Kalabidalam kitab Atta’arruf li mazhab al tasawwuf
( التعرف
لمذهب أهل التصوف ) = TOBAT-Zuhud-Sabar-
Fakir-Tawadu’-Taqwa-Tawakal-Redha(Kerelaan)-Mahabbah-MAKRIFAT
2.
Abu
Nasar attusi dalam bukunya alluma’( اللمع ) = TOBAT-
Wara’-Zuhud- Fakir-Sabar- Tawakal- REDHA
3.
Gazhali
dam ihya ulumuddin ( الإحي
علوم الدين )
TOBAT-Sabar-Fakir-Zuhud-Tawakal-Cinta-Makrifat- REDHA
4.
Al-qusairi
= TAUBAT-Wara’-Zuhud-Tawakal-Sabar-REDHA
5.
(umum
dipakai) = TAUBAT-zuhud-sabar-tawakal- REDHA
6.
--------------------
= CINTA-ma’rifat-fana-baqa-ITTIHAT atau Hulul atau wahdatul wujud (bersatu dng
Tuhan)
7.
Istilah
HAL(bukan Makam)= takut-tawadu’- taqwa (patuh)- ikhlas- al-insa ( الإنس )-wujud(gembira
hati)- syukur
Hal = Anugerah dan
rahmat dari Tuhan hasil usaha amalan tasauf yang dilakukan manusia bersifat
kekal
Maqam = Anugerah dan rahmat dari Tuhan hasil usaha amalan tasauf
yang dilakukan manusia bersifat sementara ,datng dan pergi[4]
Pemikiran
Tasawwuf terbagi dua kepada Tasawwuf Agama ( sunni) dan tasawwuf falsafi .Tasawwuf
agama adalah fenomena umum dalam semua agama, Tasawwuf falsafi
adalah tasawwuf yang bercampur dengan
filsafat sebagaimana yang terjadi pada sufi Kristen ( seperti al-hallaj sering
menyebut-nyebut istilah Kristen dalam ucapannya ( lahut, nasuth dll, dan sufi
islam.dan juga mainstream rasional dan tasauf.
Makalah
ini berupaya membahas tentang Tasawwuf falsafi menggambarkan dan memperkenalkan
kehidupan dan ketokohan dari penganutnya.seperti paham Mahhabbah ,Ittihad,
al-Hulul dan,Wahdatul Wujud.
B.Faktor yang mempengaruhi tasauf
Ajaran tasawwuf
merupakan fenomena spiritual dan kultural
yang tunduk kepada berbagai factor dan dipengaruhi oleh fenomena –
fenomena sosial. Bagi seorang sufi tingkah laku Rasulullah dan para sahabatnya merupakan panutan yang
terbaik. Akan tetapi lingkungan juga mempengaruhi mereka. Factor factor yang
mempenagruhi tasawwuf islam adalah :
1.
Faktor
internal
Factor internal
yang mempengaruhi para sufi adalah Al-quran, diantaranya adalah ayat ayat itu
adalah QS almuzammil ayat 1-9 yang berbunyi:
يٰأَيُّهَا ٱلْمُزَّملُ
* قُمِ ٱلْلَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً * نصْفَهُ أَوِ ٱنقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً * أَوْ زِدْ
عَلَيْهِ وَرَتلِ ٱلْقُرْآنَ تَرْتِيلاً * إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلاً ثَقِيلاً
* إِنَّ نَاشِئَةَ ٱللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْأً وَأَقْوَمُ قِيلاً * إِنَّ لَكَ فِي
ٱلنَّهَارِ سَبْحَاً طَوِيلاً * وَٱذْكُرِ ٱسْمَ رَبكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلاً
* رَّبُّ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ هُوَ فَٱتَّخِذْهُ وَكِيلاً
1. Hai orang yang berselimut
(Muhammad), 2. Bangunlah (untuk
sembahyang) di malam hari kecuali sedikit (daripadanya), 3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari
seperdua itu sedikit. 4. Atau lebih dari
seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. 5. Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu
perkataan yang berat. 6. Sesungguhnya
bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu
itu lebih berkesan. 7. Sesungguhnya kamu
pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). 8. Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah
kepada-Nya dengan penuh ketekunan. 9.
(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Maka ambillah dia sebagai Pelindung.
2.
Faktor
Ekternal
Faktor diluar
yang dimaksud adalah masa dimana sufi itu hidup.Seperti masalah politik, social
masyarakat.dan kondisi keluarga sufi.
BAB II
TASAWWUF FALSAFI
A.
Sejarah dan Latar Belakang
Munculnya Tasawwuf Falsafi
Tasawwuf ini
muncul pada abad ke 6 dan ke 7 H. Tasawwuf falsafi adalah tasawwuf yang
berdasarkan pada pemaduan antara intiusi para sufi dengan cara pandang rasional
mereka, serta menggunakan terma-terma filsafat dari berbagai macam sumber untuk
mengungkapkan tasawwufnya itu.
Corak dari pada tasawwuf falsafi tentunya sangat berbeda dengan tasawwuf yang pernah diamalkan oleh masa sahabat dan tabi’in, karena tasawwuf ini muncul karena pengaruh filasafat Neo-Platonisme.Berkembangnya tasaawuf sebagai jalan dan latihan untuk merealisir kesucia batin dalam perjalanan menuju kedekatan dengan Allah, juga menarik perhatian para pemikir muslim yang berlatar belakang teologi dan filsafat.
Corak dari pada tasawwuf falsafi tentunya sangat berbeda dengan tasawwuf yang pernah diamalkan oleh masa sahabat dan tabi’in, karena tasawwuf ini muncul karena pengaruh filasafat Neo-Platonisme.Berkembangnya tasaawuf sebagai jalan dan latihan untuk merealisir kesucia batin dalam perjalanan menuju kedekatan dengan Allah, juga menarik perhatian para pemikir muslim yang berlatar belakang teologi dan filsafat.
Dari kelompok
inilah (teologi dan filsafat) tampil sejumlah kelompok sufi yang filosofis atau
filosofis yang sufi. Konsep-konsep mereka yang disebut dengan tasawuf falsafi
yakni tasawuf yang kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat. ajaran filsafat
yang paling banyak dipergunakan dalam analisis tasawuf adalah Paham emanasi
neo-Plotinus.
Adanya pemaduan antara filsafat dengan tasawuf pertama kali di motori oleh para filsuf muslim yang pada saat itu mengalami helenisme pengetahuan. Misalnya filsuf muslim yang terkenal yang membahas tentang Tuhan dengan menggunakan konsep-konsep neo-plotinus ialah Al-Kindi. Dalam filsafat emanasi Plotinus roh memancar dari diri Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. Tapi, sama dengan Pythagoras, dia berpendapat bahwa roh masuk ke dalam tubuh manusia juga kotor, dan tak dapat lagi kembali ke Tuhan. Selama masih kotor, ia akan tetap tinggal di bumi berusaha. dari sini di tarik ke dalam ranah konsep tasawuf yang berkeyakinan bahwa penciptaan alam semesta adalah pernyataan cinta kasih Tuhan yang direfleksikan dalam bentuk empirik atau sebagai Sifat madzohir dari sifat tuhan.
Namun istilah tasawuf falsafi bulum terkenal pada waktu itu, setelah itu baru tokoh-tokoh sufi falfasi yang populer. Abu Yazid al-Bustami, Ibn Masarrah (w.381 H) dari Andalusia dan sekaligus sebagai perintisnya. orang kedua yang mengombinasikan antara teori filsafat dan tasawuf ialah Suhrawardi al-Maqtul yang berkembang di Persia atau Iran. Masih banyak tokoh tasawwuf falsafi yang berkembang di Persia ini sepeti al-Haljj dengan konsep al-Hulul yakni perpaduan antara Mansusia dengan sifat-sifat tuhan.
Adanya pemaduan antara filsafat dengan tasawuf pertama kali di motori oleh para filsuf muslim yang pada saat itu mengalami helenisme pengetahuan. Misalnya filsuf muslim yang terkenal yang membahas tentang Tuhan dengan menggunakan konsep-konsep neo-plotinus ialah Al-Kindi. Dalam filsafat emanasi Plotinus roh memancar dari diri Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. Tapi, sama dengan Pythagoras, dia berpendapat bahwa roh masuk ke dalam tubuh manusia juga kotor, dan tak dapat lagi kembali ke Tuhan. Selama masih kotor, ia akan tetap tinggal di bumi berusaha. dari sini di tarik ke dalam ranah konsep tasawuf yang berkeyakinan bahwa penciptaan alam semesta adalah pernyataan cinta kasih Tuhan yang direfleksikan dalam bentuk empirik atau sebagai Sifat madzohir dari sifat tuhan.
Namun istilah tasawuf falsafi bulum terkenal pada waktu itu, setelah itu baru tokoh-tokoh sufi falfasi yang populer. Abu Yazid al-Bustami, Ibn Masarrah (w.381 H) dari Andalusia dan sekaligus sebagai perintisnya. orang kedua yang mengombinasikan antara teori filsafat dan tasawuf ialah Suhrawardi al-Maqtul yang berkembang di Persia atau Iran. Masih banyak tokoh tasawwuf falsafi yang berkembang di Persia ini sepeti al-Haljj dengan konsep al-Hulul yakni perpaduan antara Mansusia dengan sifat-sifat tuhan.
Salah satu
kerangka umum dari tasawwuf falsafi adalah bahwa ia merupakan sebuah tasawwuf
yang tak jelas, mempunyai bahasa-bahasa tersendiri dan memamahaminya
memerlukan jerih payah yang tak sedikit, Tasawwuf falsafi tidak bisa
dianggap sebagai filsafat karena dilandaskan pada intuisi, dan juga tidak bisa
dikatakan sebagai tasawwuf murni, karena diungkapkan dengan bahasa –bahasa
filsafat dan mengarah pada pembentukan aliran pemikiran yang terkonsentrasi
dalam pembahasan tentang wujud..
Filsafat
Falsafi dipengaruhi oleh :
1.
Filsafat
yunani yang disebut dengan Hermeticisme
2.
Filsafat
klasik dari timur Persia dan india
3.
Filsafat
muslim seperti al-farabi dan Ibnu sina
4.
Filsafat
Syiah spt Ismailiyyah dan ikhwanu Shifa
5.
Ilmu
ilmu keislaman seperti Fikih ,Ilmu kalam, tafsir, hadis dan sebagainya.
B.
Objek pembahasan Tasawwuf
falsafi
Ibnu khaldun
dalam Muqaddimah-nya meringkas empat bahasan utama tasawwuf falsafi[5] yaitu:
1.
Mujahadah.
Yaitu Usaha sungguh memerangi hawa nafsu
sehingga menghasilkan intuisi, naluri, perasaan
2.
Kasyaf yaitu terbukanya
hakikat alam gaib
3.
Karomah
atau khawariqul ‘adah; kejadian
luarbiasa dalam bentuk otoritas alam ( kekuasaan thp alam), atau berita tentang
hari esok.kemampuan merubah sesuatu benda dan lain-lain.
4.
Syathahat;
kata –kata tuhan yang membingungkan
C.
Tokoh Tokoh Tasawwuf falsafi
1.
Al-Ittihad Abu yazid Al-Bustami (801-874)
Nama lengkapnya
Abu Yazid Thaifur ibn ‘Isa ibn Adam ibn Syurusan. Ia dikenal juga dengan nama
Bayazid adalah salah seorang sufi dan wali terkenal di Persia (Iran) pada abad
ke 3 H. Ia lahir di Bistam sekitar tahun 200 H/814M[6]
kakeknya seorang majusi yang masuk islam dan dua saudaranya bernama Adam dan
Ali seorang Zahid dan ahli Ibadah. Abu Yazid Al-Bustami pada waktu kecil lebih
dikenal dengan panggilan Thaifur terlahir dari keluarga yang agamis, terhormat
dan terpelajar, Ia berbeda dengan anak seusianya waktunya banyak dihabiskan
untuk merenung dan menyendiri dibandingkan bermain bersama teman.
Jalan Tarikat
yang ditempuhnya bersama pengikutnya adalah= Fana- Baqa-dan Ittihad,( sehingga
ia disebut bapak pencetus faham Fana-Baqa dan ittihad).Mazhab fikihnya
adalah Hanafi[7]
Ia dicap aliran
sesat atau keluar dari Islam ,karena
ucapannya ( Syatat ): Subhani..Subhani..Ma a’zhami sya’ni (سُبحانى. ماأعظم شئنى. سُبحانى.. ) artinya Maha
suci aku.mahasucilah aku dan Maha besar kehendakku. Bantahannya adalah bahwa
ucapan itu bukan perkataannya, akan tetapi itu perkataan tuhan melalui lidahnya ( لِأنّهُ هُو الذى يتكلّمُ بِلسانى , أمّا أنا فَقد فنيتُ)[8]
Hal inilah yang
menjadi dasar bahwa paham tasawwuf dari Abu Yazid ini disebut dengan tasawwuf
Falsafi atau dikenal dengan Sufisme teoritikal atau spekulatif sufisme
artinya kebenaran ilmiyahnya tidak bisa diukur ke absahannya dan hanya bisa
dialami, diakui oleh penganutnya saja.[9]
2.
Al - Hulul Husen Ibnu Mansur Al-hallaj
Nama lengkapnya
adalah Abu al-Muqis al-Husain bin Mansur bin Muhammad al-Bardawi
Al-Hallaj,lahir tahun 244H/858M di Tur, Baida Persia.[10] Ia berguru tentang tasauf kepada
Shahal Bin Abdullah Al-Tustuni di Basrah dan Abu Husein Al-Nuri,Junaid
Al-Baghdadi dan Umar bin Usman Al-Makki di Bagdad (Irak sekarang)
Jalan Tarikat
yang ditempuhnya bersama pengikutnya adalah= Fana- Baqa-dan al Hulul. Hulul
artinya Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu yaitu manusia yang
telah melenyapkan sifat kemanusiaanya melalui makam “fana” Jadi dalam satu
tubuh ada tubuh lain(tuhan) ,sehingga ia mengatakan “ ana alhaq ”( أنا الحق
) aku adalah Tuhan .dan
sampai dia mengatakan Ana sirru Al-haqqi, ma Al-haqqu ana,bal ana haqqun ,fa
farriq bainana
( أنا سرُّ الحقِّ , ما الحقُّ أنا , بلْ أنا حَقٌ , ففارقْ بَيْنَنا )
Artinya : Aku
adalah rahasia yang maha benar, Bukankah yang maha benar itu aku, dan aku hanya
satu dari yang benar, maka bedakanlah diantara kami”[11].
Setelah umurnya
63 tahun, Ia di cap aliran sesat oleh ulama Bagdad Ibnu daud Al-Asfahani karena
pahamnya yang mengatakan “ ana
alhaq ”( أنا الحق
) aku
adalah Tuhan. Akibat pahamnya itu ia keluar masuk penjara pada masa khalifah
Husen bin Mansur dan masa khalifah Al-muntadarbillah. Sehingga tanggal 18
Zulqaidah 309 H , ia dihukum mati (hukuman pancung) dan disalib dan dibakar
abunya dihanyutkan dalam sungai Dajlah ,sementara kepalanya tetap digantung
digerbang Bagdad.[12]
3.
Wahdatul
Wujud Ibnu
Arabi (560 H-638H/1165-1194M)
Nama Ibu Arabi
adalah Abu Bakar Muhammad Bin Ali bin Ahmad bin Abdullah Athlia’i Al-Hatimi. Ia
lahir di Murcia, sebelah selatan timur Andalusia pada tahun 560 H.Usia delapan
tahun ia pindah ke Isbilia bersama keluarganya ke Qurtuba’ .Ia belajar kepada
ulama fikih terkenal yaitu Ibnu Hazm Dhahiri dan ketika berumur 30 tahun ia
belajar filsafat bersama Ibnu Rusyd dan Abu Madyan al-ghauts al-tamastani di
Andalusia.Ia menetap di Damaskus 620 H sampai meninggal di Damaskus tahun 638
H,kuburannya terawatt sampai sekarang.
Karyanya lebih
dari 50 karya , dan yang terkenal adalah:
1.
Tarikh
Adab Arabi oleh Burklamen
2.
Futuhat
Makiyah yaitu ensiklopedi tasawwuf
3.
Fususul
Hikam dikomentari oleh Abu ‘Ala’ Afifi
4.
Tarjamatul
Asywaq, kumpulan syair-syair
Ia dikenal di Eropa dengan sebutan Syekh Akbar, Ia adalah orang
pertama yang meletakan Mazhab wahdatul Wujud ( pantheisme) dalam tasawwuf
islam.
Pemikiranya
Ibnu arabi
Ibnu Arabi mengemukakan teori
EMANASI, Artnya Allah menampak sesuatu, dan wujud secara
pengetahuan dan wujud secara kenyataan.Tajalli tuhan secara terus menerus dalam
sesuatu yang tidak terhitung jumlahnya.Pemikiranya mengarah kepada pengingkaran
keberadaan sesuatu yang “Mungkin”,sebagai bandingan dari yang wajib. “Mungkin”
adalah wujud yang bisa berubah dan baru ( tidak terdahulu). Ia beranggapan
bahwa alam adalah munkin, yang berarti bahwa alam diwujudkan dalam sebuah masa,
dan alam berbeda dari yang mewujudkannya, maka dari itu bertentangan dengan
pemikirannya yang menyatakan bahwa wujud adalah satu dalam hakikat.dan yang
banyak yang tampak adalah semu.dan sesuatu yang mungkin “ mumkinat”pada
dasarnya adalah tiada.
Ibnu Arabi juga berpendapat tentang “Insan Kamil”atau Hakikat
Muhammadiyah.Insan kamil sebagai manusia yang hadis ( diciptakan), juga sesuatu
yang azali dan abadi. Kokohnya alam ini karena keberadan Insan kamil.[13].
Menurutnya semua agama adalah satu, yaitu Allah. Ibnu Arabi mengungkapkan
pikirannya dalam bait syair ,seperti berikut:
Sebelumnya aku
mengingkari sahabatku
Jika ia tidak beragama
sama dengan agamaku
Namun akhirnya hatiku
mengadap pada keseluruhan bentuk
Pemandangan bagi para
pecumbu, gereja bagi para rahib,
Rumah berhala, Ka’bah di
Thaif
Lembaran-lembaran taurat
dan mushaf Alquran
Aku beragamakan agama
cinta
Cinta adalah agama dan
keimananku
Manusia berkeyakinan
tentang Tuhan dalam satu akidah
Sedangkan aku meyakini
segala yang diyakini oleh mereka”
Menurut Abu Wafa’ Al-Ganimi (2002) Diantara
murid muridnya adalah Shadruddi Al-Qonawi, Afifuddin Al-talmastani,Abduk Karim
al-jilli yang mengarang kitab “ AlInsan al-Kamil fiman Fatil Awakhiri wa
al-awail. Pahamnya sampai ke Persia, seperti Fakhruddin Al’iraqi(696H). dan
al-Amir Abdul Qadir al-Jazairi Meninggal 1383 M. pengarang kitab ‘ Almawaqif”.
Kitab ini cukup fenomenal dan sangat penting untuk dikaji , dan terdiri dari
tiga juzu’ dicetak di Kairo Mesir tahun 1382 M
.
5.
Al-mahabbah Rabi’ah al-‘Adawiyyah (99-185 H / 717-801M)
Namanya adalah Rabi’ah binti Ismail
al-adawiyah al-qissiyah. Ia lahir di Basrah
(Irak sekarang).Rabi’ah artinya keempat dalam bahasa arab dan memang ia
merupakan anak ke 4 dari keluarga Ismail.
Kehidupan masa kecil Rabi’ah sangat
menderita, ia terpaksa menjadi budak setelah di curi oleh para penjahat dan
dijual kepada pedagang seharga 6 dirham kepada keluarga Atik dari suku Qais bin
Adi. .Rabi’ah memiliki keahlian memainkan salah satu alat music pada waktu itu,
sehingga dimanfaatkan oleh majikannya untuk mencari keuntungan harta. Akan
tetapi kesabarannya dan do’anya selalu ia panjatkan kepada Allah agar ia diberi
pertolongan. Dan ia yakin bahwa Allah akan datang menolongnya. Dalam suasana
duka dan pedih penuh penderitaan yang diberikan majikannya ia sering
mendapatkan bisikan: “ Jangan engkau bersedih karena kelak orang-orang yang
dekat kepadaku akan cemburu melihatmu.[14]
Pada Suatu malam majikannya
menyaksikan sendiri ketika Rabi’ah sholat malam, serta merta ada cahaya
menerangi ruangannya .Melihat peristiwa itu Rabi’ah dipanggil oleh majikannya
dan di merdekakan dari perbudakan dan jadilah ia bebas dan kembali kekampung
halamannya di Basrah.
Di desanya ia hidup dalam kehidupan
sufi dengan menolak kesenangan dunia. Ia mengisi kehidupannya dengan beribadah
dan mendekatkan diri hanya kepada Allah.
Rabi’ah termasuk satu satunya tokoh
sufi wanita dengan konsep Al-Mahabbah. Pengalaman kesufian diperoleh dari
pengalaman sendiri bukan pemberian dari guru.
Diantara tokoh sufi yang sering bertukar fikiran dengannya adalah: Malik
bin Dinar.(w 171H), Sufyan as-Syauri ( 97-161H), Syaqiq albakhi (w.194H/850M).
Kehadirannya mempunyai tempat khusus dalam perkembangan tasawwuf. Ia mewarnai
zuhud ( asketisisme) yang berbeda dari pendahulunya Hasan Al-Basri dalam bentuk
Khauf. Ia lebih membawa warna baru dalam bentuk Al-hubb al-Ilahi.
a.
Konsep Mahabbah ‘Adawiyah.:
Rabi’ah adawiyah tidak meninggalkan
ajaran sufi secara tertulis dari tangannya sendiri. Ajaranya dikenal melalui
muridnya setelah ia meninggal.Ajaran mahabbah merupakan salah satu maqam
penting dalam tasawwuf dan kemudian dikembangkan oleh Algazali dan Ibnu Arabi.
Unsur utama dalam Mahabbah adalah
taat dan patuh kepada Allah secara ikhlas lahir dan bathin. Disamping hal
tersebut ada unsure lain yang merupakan syarat untuk terjalinnya al-mahabbah
kepada Allah, yaitu Ridha.Syawq dan Uns[15]
Ridha
adalah perasaan menerima dengan puas dalam diri orang yang
mencintai terhadap keinginan dan ketentuan yang dicintai.Rabi’ah mengatakan
bahwa ukuran ridha adalah sama ketika menerima sesuatu yang menguntungkan atau
merugikan dirinya.
Syawq
adalah perasaan rindu kepada yang dicintai baik dinyatakan dalam
lahir maupun dalam perasaan bathin. Orang yang mencintai selalu mendambakan
pertemuan dengan yang dicintainya.Ia tidak pernah meratapkan kerinduan hingga
bertemu dengan yang ia cintai.
Uns adalah
perasaan sangat dekat pada yang dicintai, sehingga tidak ada ruang untuk
mengingat yang lain. Orang yang mencintai itu merasa dekat dengan yang
dicintai.
b.
Rabi’ah adawiyah dan pengalaman pendidikan
Pada suatu malam rumah adawiyah dimasuki oleh para pencuri, Mereka
beraksi ingin mencari harta dan barang berharga yang ada dirumah rabi’ah.
Mereka tidak menemukan barang yang berharga kecuali sebuah teko (kendi) dari
tanah.Dengan tangan hampa mereka pergi. Tetapi mereka dikejutkan oleh suara
rabi’ah” wahai para tamuku, jangan kalian pergi tanpa membawa sesuatu.”
Mendengar suara itu para pencuri itu merasa heran dan takut. Dengan tidak tahu
malu mereka kembali mencari-cari barang barang.dan diantara mereka ada yang
berkata:” dirumah ini tidak ada barang yang berharga kecuali kendi dari
tanah’.Maka tak lama terdengar lagi suara” Bawalah kendi itu ketempat air,
kemudian berwuduklah kalian, dan sholatlah dua rakaat. Dengan cara seperti itu
, berarti kalian telah membawa sesuatu dari rumahku. Mendengar perkataan
Rabi’ah itu hati mereka tersentuh. Lalu mengikuti perintah rabi’ah. Mereka
berudu’ dan sholat dua rakaat. Ketika para pencuri itu sholat dua rakaat
Rabi’ah berdo’a kepada Allah” Ya allah mereka ini telah memasuki rumahku dan
tidak mendapatkan apa-apa.Sekarang aku telah menyuruh mereka berdiri di depan
pintu-Mu, Jangan engkau mencegah mereka mendapatkan karunia dan ampunanmu. Dan
ternyata mereka pencuri itu mengerjakan sholat sampai fajar dan seolah olah
mereka menikmati ibadah mereka.suatu kenikmatan yang sangat menyenangkan hati.
Kemudian mereka pergi meninggalkan rumah Rabi’ah dengan sesuatu hati yang berbeda dari sebelumnya.
Ketika mereka sudah pergi Rabi’ah kembali berdoa.”Wahai tuhanku
Mereka telah dating menemui pintumu , maka terimalah mereka. Sejak aku
mengenal-Mu Aku tidak pernah berhenti untuk menemuiMu walaupun sesa’at.
Terimalah do’aku”[16].
Jadi Al-Mahabbah berarti suatu
ajaran tentang cinta atau kecintaan kepada Allah. Perasaan kecintaan seseorang
kepada Allah tidak dapat dirasakan oleh orang lain kecuali hanya sipelakunya
dan tidak dapat dirumuskan secara pasti. Dengan kata lain al-Hubb al-illahi
menyangkut perasaan dan penghayatan subjektif pada diri setiap sufi.Oleh karena
itulah tasawwuf Rabi’ah adawiyyah disebut sebagai Tasawwuf Falsafi, atau
dikenal dengan Sufisme teoritikal atau spekulatif sufisme artinya kebenaran
ilmiyahnya tidak bisa diukur ke absahannya dan hanya bisa dialami, diakui oleh
penganutnya saja.[17]
III. Kesimpulan
Setelah menelaah beberapa uraian tentang tasauf dalam dunia umat Islam,
maka sampailah penulis kepada beberapa kesimpulan
A.
Tasawwuf
Falsafi disebut Sufisme Teoritikal
atau Spekulatif Sufisme artinya kebenaran ilmiyahnya tidak bisa diukur
ke absahannya dan hanya bisa dialami, diakui oleh penganutnya saja. Dan tasawwuf yang berdasarkan pada pemaduan antara
intiusi para sufi dengan cara pandang rasional mereka, serta menggunakan
terma-terma filsafat dari berbagai macam sumber untuk mengungkapkan tasawwufnya
B.
Tasauf
bukanlah bagian integral dari agama Islam dengan beberapa alasan:
1)
Tidak
satupun kata sufi dan tasauf terdapat dalam nash Alquran dan sunnah rasul.
2)
Dalam
tasauf islam dikenal istilah-istilah Syari’ah,Tarikat, Hakikat,Dan Ma’rifat
menurut penafsiran para sufi yang sama sekali tidak dapat didapati dasarnya
yang kukuh dalam alquran dan assunah
3)
Tasauf
( dengan istilah lain disebut mistik terdapat dalam berbagai agama)
4)
Sufi
dan tasauf baru timbul dalam sejarah kebudayan islam pada abad ke tiga
hijriyah, sedangkan Zuhud, “pertapaan” timbul pertama kali dalam masyarakat
arab sejak akhir abad pertama hijriyah.
C.
Tasauf
Islam ( dibedakan dari tasauf muslim atau tasauf orang islam) yang kita terima
ialah dalam arti satu sistema interprestasi terhadap ajaran islam oleh kaum
sufi
D.
Tasauf Islam banyak terasa jasanya dalam memantapkan
rasa tauhid, dalam mengkhususkan ibadah, memperhalus akhlak umat islam[18]
Daftar Pustaka
1.
A. Musthofa,Akhlak
Tasauf,Bandung:Pustaka Setia,1997.
2.
Abd Mun’im Zandil, Rabi’ah
Al-Adawiyah: ‘Adzrau al-Basrah al-batul diterjemahkan oleh M.Yusron Jakarta
Citra Media 2008.
3.
Abdul Mu’in Al hanafi,
almausu’ah al-sufiyyah,Kairo: darr-alirsyad,1992
4.
Abu al-a’la Afifi, fi
al-tasawwuf al-Islamy wa tarikhuhu, Kairo, lajnah Al-ta’lif wa al-tarjamah
al-Nasyr,1969.
5.
Abu Wafak Al-ganimi
Al-Taftazani,Dar Tsaqafah li al-Thaba’ah wa Nasr,2002, terjemahan Subkhan
Ansori,lc,Jakarta , Gaya Media Pratama.
2008
6.
Endang Saifuddi Anshari,
Wawasan Islam,Jakarta, Rajawali,1990, edisi ke dua. cetakan kedua
7.
Hamka, Mengembalikan Tasawwuf kepangkalnya,
Yogyakarta,Tanpa tahun
8.
Hamka,Tasauf Perkembangan
dan pemurnianya,Jakarta:Pustaka Panjimas 1994,Cet XIX.
9.
Harun Nasution,Falsafah dan
Mistis dalam Islam,Jakarta,Bulan Bintang,1995
10. Harun Nasution,Tasauf (Kontektualisasi Doktrin islam dalam
Sejarah,) Paramadina Jakarta 1995:
[1]
Harun Nasution, Filsafat dan mistis dalam islam,Jakarta Bulan Bintang,hal 58
[2]
Abu Ala’ Afifi ,Pengantar Fittasawwuf Islam wa tankhihi”kairo 1947,hC
[3]
Harun Nasution,Tasauf (Kontektualisasi Doktrin islam dalam Sejarah,)Paramadina
Jakarta 1995:165
[4]
Harun Nasution, Filsafat dan mistis dalam islam,Jakarta Bulan Bintang,hal 63
[5]
Abu Wafak Al-ganimi Al-Taftazani,Dar Tsaqafah li al-Thaba’ah wa Nasr,2002, terjemahan
Subkhan Ansori,lc,Jakarta , Gaya Media
Pratama. 2008. Hal 235.
[6]Abu
al-a’la Afifi, fi al-tasawwuf al-Islamy wa
tarikhuhu, Kairo, lajnah Al-ta’lif wa al-tarjamah al-Nasyr,1969.
[7] A.
Mustafa,Akhlak Tasauf,Bandung,Pustaka Setia,1997,hal 222-223
[8]
Abdul Qadir Mahmud,Al-falsafah al-shafiyah,(tt.Darul-Fikri al-arabi,1996)hal310
[9]
Azymardi Azra,Persentasi Perkuliahan Pasca sarjana IAIN bukittinggi,
tanggal 17 oktober 2015.
[10]
Ahmadi Isa, Tokoh tokoh sufi,Tauladan kehidupan yang sholeh,(Jakarta,Raja
Grafindo Persada,2000),cet I,hal 157.
[11]
Harun Nasution.h 90
[12]
Hamka,Tasauf perkembangan dan pemurnianya,( Jakarta,Pustaka Panji
Mas,1994)cetakan XIX,h,108
[13]
Abu Wafa’ Al-Ganimi (2002)hal..251
[14]
Wahid Bakhsh Rabbani,Islamic Sufism,( Kuala Lumpur: as Noerdin,1992)h.322
[15]
Harun Nasutioan.
[16] Abd Mun’im Zandil, Rabi’ah Al-Adawiyah:
‘Adzrau al-Basrah al-batul diterjemahkan oleh M.Yusron Jakarta Citra Media
2008,hal 195
[17]
Azymardi Azra,Persentasi Perkuliahan Pasca sarjana IAIN bukittinggi,
tanggal 17 oktober 2015.
[18] Hamka
,Mengembalikan Tasawwuf kepangkalnya, Yogyakarta,Tanpa tahun.
Komentar
Posting Komentar