Motivasi dalam perspektif Hadits
Motivasi Belajar Dalam Perspektif Hadis
Oleh :
AZWARMAN
201.15.031
Dosen Pembimbing
Prof.Dr. A.RAHMAN RITONGA, M.A
PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BUKITTINGGI
Motivasi Belajar Dalam Perspektif Hadis
A.Pendahuluan
Istilah Motivasi berasal dari bahasa latin
yaitu movere yang berarti menggerakkan atau to move.[1] Motivasi
merupakan suatu potensi kekuatan yang muncul dari dalam diri seseorang dan dapat menggerakkan seseorang itu untuk berbuat atau
untuk melakukan suatu perbuatan tertentu. Bila motifasi seseorang bersih
dari hal-hal yan dilarang maka motivasi itu akan mudah muncul sehingga ia akan
mudah juga dalam melakukan sesuatu perbuatan tertentu tanpa harus memikirkannya
terlebih dahulu.
Motivasi dalam belajar, dengan hati bersih maka
ilmu akan mudah diterima dan ilmu tersebut dapat melekat dipikiran dan hatinya
sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
Adapun hadits yang berkenaan dengan motivasi dalam
Islam terutama motivasi untuk menuntut ilmu atau motivasi belajar adalah
عَنْ اَبِى وَاقِدْ اللَّيْثِي قَالَ : أَنَّ
رَسُوْلَ صلعم بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِى الْمَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ إِذْ أَقْبَلَ
ثَلَاثَةُ نَفَرٍ فَأَقْبَلَ إِثَنَانِ إِلَى رَسُوْلِ صلعم وَذَهَبَ وَاحِدٍ قَالَ
فَوَقَفَا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صلعم فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَرَأَى فُرْجَةً فِى
الْحَلَقَةِ فَجَلَسَ فِيْهَا وأَمَّا الْاَخَرُ
فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ وَأَمَّا الثَّالِثُ فَأَدْبَرَ ذَاهِبًا فَلَمَّا فَرَغَ رَسُوْلُ اللهِ صلعم قَالَ أَلَّا
أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلَاثَةِ؟ أَمَّا أَحَدُكُمْ فَأَوَى إِلَى اللهِ
فَأَوَاهُ اللهُ وَأَمَّا الْاَخَرُ فَأسْتَحْيًا فَاسْتَحْيَا اللهُ مِنْهُ وَأَمَّا
الْاَخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللهُ عَنْهُ (رواه البخارى)
Artinya : Dari Abi Waqid Al-laits Bahwa Rasulullah saw berada
dimasjid, maka datanglah tiga orang laki-laki. Dua orang menghadap nabi dan
satu orang lagi pergi, Satu diantara dua orang yang menghadap Nampak berbahagia
duduk bersama majelis nabi sedangkan yang satulagi duduk dibelakang mereka. Setelah
Rasul saw selesai menyampaikan pengajaran, beliau bersabda” Maukah kalian aku
beri tahu tentang ketiga orang tadi! Adapun seorang dari mereka meminta
perlindungan kepada Allah dan Allah melindunginya. Yang kedua malu kepada Allah
Maka Allah malu padanya. Sedangkan yang ke tiga berpaling dari Allah maka Allah
berpaling dari padanya (HR. Bukhari (454))[2]
Kalimat (فَأَوَى
إِلَى اللهِ ) yang artinya meyerahkan diri kepada Allah adalah penyandaran diri
seseorang kepada Allah Sikap penyandaran diri kepada Allah ini akan memberikan
suatu stimulus dari dalam diri untuk melakukan sesuatu lebih bermakna. Stimulus
ini dalam ilmu Manajemen merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu
motivasi. yang akan memberikan
makna atas perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
II . Motivasi Belajar
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “Movere” yang artinya
adalah “Menggerakkan” ( to move).[3]
Beberapa rumusan tentang motivasi yaitu:
·
Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang
dengan situasi tertentu yang dihadapinya( Sondang,1995)[4].
·
motivasi sebagai proses yang menjelaskan
intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. (Robbins dan
Judge (2007) [5]
·
motivasi sebagai proses mempengaruhi atau
mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau
melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan
sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk
memuaskan dan memperahankan kehidupan. (Samsudin (2005)
·
“motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation)
Mangkunegara (2005,61).
·
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam
diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950).
·
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong
tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. (Drs. Moh. Uzer
Usman : 2000)
·
Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam
diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang
khas (Davies, Ivor K : 1986)
·
Motivasi adalah usaha – usaha untuk menyediakan
kondisi – kondisi sehingga anak itu mau melakukan sesuatu (Prof. Drs. Nasution
: 1995)
·
Motivasi adalah proses-proses psikologis yang
menyebabkan Stimulasi, arahan, dan kegigihan terhadap sebuah kegiatan yang
dilakukan secara sukarela yang diarahkan pada suatu tujuan” (Robert Kreitner,
2014).
·
..motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang
menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan sukarela
( volunteer) yang diarahkan kea rah tujuan tertentu(Michel,1982:81)
·
Kesediaan untuk melakukan upaya tinggi untuk mencapai
tujuan-tujuan keorganisasian, yang dikondisikan oleh kemapuan upaya memenuhi
kebutuhan individual tertentu”(Robbins,dkk1999:50)
·
Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat
internal atau eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sika
antusiasme dan persistensi dalam hal melakukan kegiatan tertentu (Gray,dkk
1984:69)[6]
Banyak teori-teori mengenai motivasi, Dapat
kita simpulkan hampir semua teori motivasi mengemukakan keterkaitan motivasi
dengan Upaya kerja yang dikerahkan ,kemampuan orang yang besangkutan,
pengalaman kerja sebelumnya, kebutuhan-kebutuhan manusia.
B. Teori Motivasi
Secara garis besar, teori motivasi
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi dengan pendekatan
isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan proses (process
theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat (reinforcement theory).
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu
akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik
dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang
motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan
pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya
pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin
Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu
dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:
1.
Durasi kegiatan
2.
Frekuensi kegiatan
3.
Persistensi pada kegiatan
4.
Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam
mengahadapi rintangan dan kesulitan;
5.
Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
6.
Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan
kegiatan yang dilakukan
7.
Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out
put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan
8.
Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Diantara teori motivasi
adalah teori Hierarki ini. Teori motivasi ini dikemukakan oleh seorang psikolog
yang bernama Abraham Maslow pada tahun 1943[7].
Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu
mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi. Teori
ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki Kebutuhanteori Hirarki
Maslow yang menempatkan bahwa Kebutuhan Aktualisasi
diri (Self-Actualization) merupakan kebutuhan yang paling puncak.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi
diri adalah kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.
Beberapa Teori Motivasi yang sering digunakan
diantaranya adalah :
1. Teori X dan teori Y
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah
mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para
karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia
didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut. Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.
- Karyawan pada dasarnya tidak
menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
- Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai,
dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
- Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal,
di mana ini adalah asumsi ketiga.
- Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain
terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikitambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai
sifat manusia dalam teori X, ada pula
empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan,
seperti halnya istirahat atau bermain.
- Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
- Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan
bertanggungjawab.
Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang
diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki
posisimanajemen.
Pengertian, Visioner, Tegas, Bijaksana Bisa menempatkan
diri, Mampu/cakap Terbuka, Mampu mengatur, Disegani , Cerdas, Cekatan,
Terampil, Pemotivasi, Jujur, Berwibawa, Berwawasan luas, Konsekuen, Melayani,
Credible, Mampu membawa perubahan, Adil, Berperikemanusiaan, Kreatif, Inovatif,
Sabar, Bertanggung jawab, Konsiten, Low profile, Sederhana dan humble (rendah
hati), Rendah hati/humble, Royal/tidak kikir, berjiwa sosial Loyal (setia)
kepada bawahan, Disiplin, Mampu menjadi tauladan/memberi contoh, Punya
integritas, Berdikasi/berjiwa mengabdi, Dapat dipercaya (credible), Percaya
diri, Kritis, Religious, Mengayomi, Responsive (cepat tanggap), Teliti, Supel
(ramah), Pema’af, Peduli (care), Profesional, Berprestasi, Penyelesai Masalah
(problem solver), Good looking, Sopan, Cerdas secara emosi (memiliki tingkat EQ
yang tinggi
2.
Teori Hierarki Maslow
Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang
psikolog yang bernama Abraham Maslow pada tahun 1943. Teori ini
mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia berdasarkan. Hirarkinya yaitu mulai dari
kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan
yang lebih tinggi.
Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow
atau Teori Hirarki Kebutuhan.
Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya
adalah :
·
Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs), yaitu
kebutuhan terhadap makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan
kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang
paling mendasar.
·
Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan
akan rasa aman dari kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang
aman bebas polusi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas
dari ancaman.
·
Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan
untuk dicintai dan mencintai. Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang
yang hidup di dunia memerlukan keluarga dan teman.
·
Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan
bahwa setelah memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang
tersebut berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri
serta dihargai oleh setiap orang.
·
Kebutuhan Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah
kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.
3.
Teori ERG Alderfer
Pada tahun 1969, Clayton Alderfer
mempublikasikan artikel tentang kebutuhan manusia yang berjudul “An
Empirical Test of a New Theory of Human Need”. Teori tersebut
merupakan Teori Alternatif terhadap Teori Hirarki Maslow. Teori ini mengemukan
Tiga kebutuhan Manusia yaitu :
- Kebutuhan Eksistensi (Existence needs)
yaitu kebutuhan akan pemenuhan faktor fisiologis dan Materialistis
termasuk kebutuhan akan rasa aman.
- Kebutuhan Hubungan (Relatedness needs)
yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain.
- Kebutuhan Pertumbuhan (Growth needs)
yaitu kebutuhan atau keinginan untuk bertumbuh dan mencapai potensi diri
secara maksmal.
Teori
yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer ini kemudian dikenal dengan Teori ERG
Alderfer yaitu singkatan dari Existance, Relatedness dan Growth.
4. Teori Kebutuhan McClelland
Seorang Psikolog Amerika Serikat yang bernama
David McClelland mengemukan hubungan antara kebutuhan pencapaian, afiliasi dan
kekuasaan pada akhir 1940-an. Teori Kebutuhan McClelland diantaranya
adalah :
§ Kebutuhan
akan Pencapaian (need
for achievement)
§ Kebutuhan
akan Afiliasi (need
for affiliation)
§ Kebutuhan
akan kekuasaan (need
for power)
5.
Teori Motivator-Hygiene
Herzberg
Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog
Amerika Serikat yang mengemukan Teori Motivator-Hygiene Herzberg. Teori
tersebut didapat dari penelitian terhadap 203 akuntan dan teknisi di area
Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan dua
faktor yang berbeda yaitu kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja. Teori
Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal dengan Teori Dua Faktor.
- Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan
pengakuan, prestasi, tanggung jawab yang memberikan kepuasan positif.
Faktor ini sering disebut juga dengan Faktor Motivator.
- Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji,
keamanan bekerja dan lingkungan kerja yang seringkali memberikan
ketidakpuasan. Faktor ini sering disebut dengan Faktor Hygiene.
6.
Teori Harapan Vroom
Seorang professor Kanada yang bernama Victor
Vroom pada tahun 1964 dalam bukunya yang berjudul “Work and Motivation” mengemukan
sebuah Teori Motivasi yang beranggapan bahwa orang-orang termotivasi untuk
melakukan sesuatu karena menginginkan suatu hasil yang diharapkan. Teori
tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Teori Harapan atau Expectancy
Theory[8]
7. Perspektif Hadits.
Dalam literature keislaman yaitu hadits terdapat beberapa
hadits yang menjelaskan tentang motivasi yaitu Taqarrub ilallah (mendekatkan
diri kepada Allah, Meningkatkan amal saleh, Gelar/ Syahadah, Untuk prestise, dan Kebanggaan duniawi.
Beberapa hal diatas yang memotivasi seseorang untuk
melakukan dan merupakan faktor pendorong dari dalam diri seseorang. Berikut ini
akan kita coba rinci satu persatu:
a.
Taqarrub ilallah
(mendekatkan diri kepada Allah)
عن عمر بن الخطاب
رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلع يقول: انما الاعمال بالنيات وانما لكل امرئ ما نوى فمن كان هحرته الى دنيا يصيبها او الى امرأة
ينكحها فهجرته الى ما هاجر اليه (رواه البخارى و مسلم (
Dari Umar bin Khatab RA berkata “ Saya mendengar rasul
bersabda : Sesungguhnya semua perbuatan dengan niat dan setiap pekerjaan sesuai
dengan apa yang diniatkan. Maka siapa saja dari shahabat yang berhijrah untuk
agama yang ia yakini atau karena istri yang hendak ia kawini , maka hijrahnya
sesuai dengan apa yang niatkan hijrah kepadanya. HR Bukhari dan Muslim)
Dari hadits
diatas dapat kita ambil suatu konsep motivasi yaitu Niat untuk Taqarrub Illlah
merupakan bagian dari motivasi dalam islam . Dalam Islam setiap pekerjaan yang
dilakukan akan mendapatkan suatu ganjaran pahala dari Allah swt, dimana pahala
itu diyakini menjadi penentu kebahagiaan diakhirat.
Menuntut ilmu
merupakan suatu perbuatan yang sangat baik. Baik untuk diri pribadi dan juga
baik untuk masyarakat secara keseluruhan akan mencerdaskan anak bangsa. Akan
tetapi bila menuntut ilmu tersebut motivnya dilakukan untuk mengejek para ulama
atau untuk membuat perselisihan dengan para Fuqoha atau untuk membanggakan diri
dihadapan manusia maka Allah akan masukkan ke dalam Neraka sebagaimana hadits
yang diriwayatkan oleh Al-Turmuzi
عن ابْنُ
كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- يَقُولُ « مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِىَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ
لِيُمَارِىَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ
أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ (رواه الترمذى)
Artinya: “Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk
mengejek para ulama atau untuk membuat perselisihan dengan para Fuqoha atau
untuk membanggakan diri dihadapan manusia maka Allah akan masukkan ke dalam
Neraka Jahannam”. (HR Tarmizi)
Dalam Islam penyandaran sesuatu perbuatan
kepada agama dalam artian luas sangat dianjurkan karena akan mempengaruhi hasil
yang akan diperoleh dari suatu usaha tersebut.Oleh karena itu rasul memberikan
suatu penegasan dalam bentuk targib ancaman bagi seseorang yang menuntut ilmu
tanpa didasari oleh ajaran agama dalam bahasa hadits disebut dengan
Ligairillah( لِغَيْرِ اللَّهِ
) Sebagaimana hadits nabi yang diriwayatkan oleh Attarmizi sebagai
berikut:
عَنِ ابْنِ
عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْم لِغَيْرِ اللَّهِ أَوْ
أَرَادَ بِهِ غَيْرَ اللَّهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّار (رواه الترمذى)
Dari Ibnu Umar RA, dari Nabi SAW Bersabda;
Siapa yang belajar suatu ilmu bukan karena Allah atau Berharap sesuatu bukan
karena Allah maka dia akan menyediakan untuknya suatu tempat dineraka
diakhirat.( HR Al-Turmuzi)
b.
Kebanggaan duniawi
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ
تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ
يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ
الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رواه البخارى)
Abu Hurairah menyatakan, Rasul telah
bersabda: Siapa saja yang menuntut ilmu bukan karena Allah akan tetapi untuk
mendapatkan keuntungan dunia (gelar, prestise, pen), maka nanti ia tidak akan
mendapatkan bau surga.
c.
Gelar/ Syahadah
Seseorang
juga di motivasi dengan adanya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, medali,
pertentangan, persaingan. Adanya gelar/ syahadah merupakan motivasi dari luar
yang disebut dengan ekstrinsik
Motivasi
Ekstrinsik yaitu motivasi yang bersumber akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
d.
Untuk prestise
عن ابْنُ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ
قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ طَلَبَ
الْعِلْمَ لِيُجَارِىَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِىَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ
يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ (الترموذى)
Artinya: “Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk
setara dengan para ulama atau untuk membuat perselisihan dengan para Fuqoha
atau untuk membanggakan diri dihadapan manusia maka Allah akan masukkan ke
dalam Neraka Jahannam”. (HR Tarmizi)
Peran motivasi dalam proses pembelajaran,
motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk
menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa
berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat
justru dapat berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha belajar siswa.
e.
Meningkatkan kualitas ibadah
عن أبى هريرة رضى الله عنه قال: قال رسول الله
صلعم : أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم
لم ينفعه علمه (رواه الطبرانى
Dari Abu Hurairah; Bahwa nabi bersabda: Manusia yang
bersangatan mendapatkan azab siksaan pada hari kiamat adalah orang berilmu tapi
tidak mau memanfaatkan ilmunya( HR Thabrani)
عن ابى
هُرَيْرَةَ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ «
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الأَرْبَعِ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ
قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ (ابن ماجه)»
Dari Abu hurairah: Nabi telah berdoa Ya Allah, Aku
berlindung kepadaMu dari 4 hal: ilmu yang tidak bermanfaat,Dari hati yang tidak
tenang dan dari godaan nafsu yang tak pernah puas dan dari doa yang tidak
didengar( HR Ibnu Majah)
أن رجلا جاء
الى النبي صلعم فقال اني لا استطيع ان اخذ من القرأن شيأ فعلمني ما يجزيني فى
صلاتي فقال: قل سبحان الله والحمد لله ولا
اله الا الله و الله اكبر ولا حولا ولا قوة الا بالله (رؤاه ابو داود و النساء)
Artinya : Bahwa dua orang
dating menemui nabi SAW berkata salah satunya “ Saya tidak mampu membaca
Alquran sedikitpun. Maka ajarkanlah kepadaku apa yang bisa menambah pahala sholatku nabi bersabda; Ucapkan lah Subhanallah,
Lailahaillallah, Allahu akbar, dan lahawlawala quwwatailla billah( HR Abu daud
dan annasai)
f.
Mengajar dan berdakwah
عـن أبـى هريـرة رضى الـلـه عنـه قـال: قـال رسـول اللــه صلـعــم : مــن دعـا
الـى هـدى كـان لـه مـن الأجـر مثـل أجـور من اتـبـعـه لا ينـقـص ذالــك مـن
أجـورهـم شيـئا ومـن دعـا الى ضـلالــة
كـان عــليه مــن لاثـم مثـل أثـام مــن
اتـبـع لا ينـقـص مــن اثـامـهم شـيـئا
(رواه مســلم و أبـو داود و مـالـك والتـرمـذى)
Artinya: Dari Abu hurairah RA
berkata; telah bersabda Rasul saw Siapa yang mengajak kepada suatu kebaikan
maka mendapatkan satu pahala dan pahala orang yang mengikutinya tanpa
mengurangi pahala orang yang menerima dakwah itu. Dan siapa saja yang
mengajarkan suatu kesesatan, ia akan mendapatkan dosa dan dosa orang yang
melakukan kejahatan itu( HR Muslim. Abu Daud , Malik dan Turmuzi)
g.
Meningkatkan amal saleh
وعن أَبي
موسى - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم - مَثَلُ مَا
بَعَثَنِي الله بِهِ مِنَ الهُدَى وَالعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أصَابَ أرْضاً ؛
فَكَانَتْ مِنْهَا طَائِفَةٌ طَيِّبةٌ قَبِلَتِ المَاءَ فَأَنْبَتَتِ الكَلأَ ،
وَالعُشْبَ الكَثِيرَ ، وَكَانَ مِنْهَا أجَادِبُ أمْسَكَتِ المَاءَ ، فَنَفَعَ
اللهُ بِهَا النَّاسَ ، فَشَرِبُوا مِنْهَا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا، وَأَصَابَ طَائِفَةً
مِنْهَا أُخْرَى إنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ ؛ لا تُمْسِكُ مَاءً وَلاَ تُنْبِتُ كلأً ،
فَذلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ في دِينِ اللهِ ، وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللهُ بِهِ
، فَعَلِمَ وَعَلَّمَ ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذلِكَ رَأسَاً ، وَلَمْ
يَقْبَلْ هُدَى اللهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ
(متفقٌ عَلَيْهِ)
Artinya: Dari Abu
musa RA berkata, telah bersabda Nabi Saw; Perumpamaan Allah menurunkan petunjuk
dan ilmu itu seperti hujan yang menimpa tanah,Ada tanah yang dinamakan “ Tanah
Yang Baik (طَائِفَةٌ طَيِّبةٌ ) ” Dia
menerima air maka menumbuhkan banyak tanaman dan bibit baru (وَالعُشْبَ الكَثِيرَ) Dan ada juga yang disebut tanah Ajadib (أجَادِبُ ) hanya menumpulkan air, air itu bias
dimanfaatkan manusia , untuk diminum, menyirami tanaman dan untuk bertani. Dan
ada juga tanah yang disebut Qi’aanun ( قِيعَانٌ
) Tidak bias menampung air dan tidak dapat menumbuhkan apapun.Maka demikianlah
perumpamaan orang yang disirami dengan agama Allah,ada yang bermanfaat baginya
apa yang diilhamkan oleh Allah, maka dia menjadi paham dan mampu ia mengajarkan.Dan
percontohan orang yang tidak terangkat kepalanya dan tidak menerima petunjuk
allah yang diberikan kepadanya ( muttafakun alaih)
Dari hadist diatas diibaratkan ilmu itu sudah diturunkan
oleh Allah seperti hujan, cuman persoalannya adalah yang menampung hujan itu.
Hadis ini membagi tigamacam cara menampung hujan itu disebut dengan:
1.
Taifatun Tayyibah(طَائِفَةٌ طَيِّبةٌ
), Yaitu Tanah yang baik ,subur dan dapat meresap air itu dengan baik sehingga
air hujan itu bermanfaat banyak bagi dirinya dan juga orang lain.
2.
Ajadiib ( أجَادِبُ ) Yaitu tanah seperti tanah keras tapi bias
menampung, hujan dapat ditampungnya dengan banyak tapi tidak bias bermanfaat
baginya, namun hasil tampungannya bias bermanfaat bagi burung yang ingin
minum,binatang lain yang kehausan atau selain dirinya.
3.
Qi’anun (قِيعَانٌ ), Yaitu tanah seperti tanah keras tapi tidak
bisa menampung, hujan tidak dapat ditampungnya, Hujan itu tidak bisa bermanfaat
bagi burung yang ingin minum, binatang lain yang kehausan atau apalagi untuk
dirinya
عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَدُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ
وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ
هَؤُلاَءِ الأَرْبَعِ (الترموذى)
Dari Abd bin Umar berkata Nabi pernah berdo’a. Wahai allah
aku berlindung kepada Mu dari hati yang tak pernah khusyuk dan dari Do’a yang
tak terkabul Dan dari jiwa yang tak pernah puas dan dari Ilmu yang yang tak
bermanfaat dan aku berlindung dari hal yang empat itu. HR Turmuzi
Dalam hadis diatas terdapat mengganggu suatu motivasi kerja
: HATI, DO’A JIWA DAN ILMU, Untu mengatasi problema dalam hadis ini adalah
dengan cara:
1.
Nikmati pekerjaan dan menghasilkan yang terbaik
2.
Mencintai suatu pekerjaan
3.
Membangun etos kerja
C.
Peranan dan Fungsi Motivasi dalam Pembelajaran
1.
Peranan Motivasi dalam Pembelajaran
Pentingnya peranan motivasi dalam proses
pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk
tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik
diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu
guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka
kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.
.
Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya
:
a.
Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan,
tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
b.
Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya
mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c.
Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya
menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Pada garis besarnya motivasi mengandung
nilai-nilai dalam pembelajaran sebagai berikut :
a.
Motivasi menentukan tingkat berhasil atau
gagalnya kegiatan belajar siswa.
b.
Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya
adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang
ada pada diri siswa.
c.
Pembelajaran yang bermotivasi menuntut
kreatifitas dan imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara
yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar
siswa.
d.
Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan
mendayagunakn motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya
pembinaan disiplin kelas.
e.
Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang
esensial dalam proses belajar dan pembelajaran.
2.
Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
Dalam rumusan masalah diatas kami mengamati
apakah motivasi itu berpengaruh dalam prestasti belajar siswa, ternyata sangat
berpengaruh yaitu :
ü Motivasi pada
umumnya mempertinggi prestasi dan memperbaiki sikap terhadap tugas dengan kata
lain, motivasi dapat membangkitkan rasa puas dan menaikkan prestasi sehingga
melebih prestasi normal.
ü Hasil baik
dalam pekerjaan yang disertai oleh pujian merupakan dorongan bagi seseorang
untuk bekerja dengan giat. Bila hasil pekerjaan tidak diindahkan orang lain,
mungkin kegiatan akan berkurang. Pujian harus selalu berhubungan erat dengan
prestasi yang baik. Anak-anak harus diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu
dengan hasil yang baik, sehingga padanya timbul suatu “sense of succes” atau
perasaan berhasil.
ü Motivasi
berprestasi merupakan harapan untuk memperoleh kepuasan dalam penguasaan
perilaku yang menentang dan sulit (Mr. Clelland, 1955).
c. Sumber-Sumber
Motivasi Belajar Siswa
Dalam rumusan tersebut juga diamati dari mana
saja sumber-sumber motivasi belajar siswa itu, diantaranya :
1.
Motivasi Intrinsik
yaitu motivasi yang bersumber pada
faktor-faktor dari dalam, tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada
diri siswa yang didorong oleh keinginan untuk mengetahui, tanpa ada paksaan
dorongan orang lain
Motivasi Ekstrinsik yaitu motivasi yang
bersumber akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan,
suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau
melakukan sesuatu atau belajar. Pelajar di motivasi dengan adanya angka,
ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan, persaingan.
D.
Pengukuran Motivasi
Model-model pengukuran motivasi kerja telah
banyak dikembangkan, diantaranya oleh McClelland (Mangkunegara, 2005:68)
mengemukakan 6 (enam) karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi
tinggi, yaitu :
1.
Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang
tinggi
2.
Berani mengambil dan memikul resiko
3.
Memiliki tujuan realistik
4.
Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan
berjuang untuk merealisasikan tujuan
5.
Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam
semua kegiatan yang dilakukan
6.
Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana
yang telah diprogramkan.
Edward Murray (Mangkunegara, 2005,68-67)
berpendapat bahwa karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi
tinggi adalah sebagai berikut :
1. Melakukan
sesuatu dengan sebaik-baiknya
2. Melakukan
sesuatu dengan mencapai kesuksesan
3. Menyelesaikan
tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan
4. Berkeinginan
menjadi orang terkenal dan menguasai bidang tertentu
5. Melakukan
hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan
6. Mengerjakan
sesuatu yang sangat berarti
7. Melakukan
sesuatu yang lebih baik dari orang lain.
E. Variabel-Variabel Motivasi
Kerlinger,
N. Fred dan Elazar J. Pedhazur (1987) dalam Cut Zurnali 2004) menyatakan
bahwa variabel motivasi terdiri dari:
(1)
Motif atas kebutuhan dari pekerjaan (Motive);
(2) Pengharapan
atas lingkungan kerja (Expectation);
(3) Kebutuhan atas imbalan (Insentive). Hal
ini juga sesuai dengan yang di kemukakan Atkinson (William G Scott, 1962: 83),
memandang bahwa motivasi adalah merupakan hasil penjumlahan dari fungsi-fungsi
motive, harapan dan insentif (Atkinson views motivation strengh in the form of
an equattion-motivation = f (motive + expectancy + incentive). Jadi, mengacu
pada pendapat-pendapat para ahli di atas, Cut Zurnali (2004) mengemukakan bahwa
motivasi karyawan dipengaruhi oleh motif, harapan dan insentif yang diinginkan.
Dalam banyak penelitian di bidang manajemen, administrasi, dan psikologi,
variabel-variabel motivasi ini sering digunakan. Berikut akan dijelaskan
masing-masing variabel motivasi tersebut.
Motif
Menurut Cut Zurnali (2004), motif adalah faktor-faktor yang
menyebabkan individu bertingkah laku atau bersikap tertentu. Jadi dicoba untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh
seseorang? Apa yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu pekerjaan atau
aktivitas. Ini berarti bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada di
dalam dirinya (inner needs) yang menyebabkan mereka didorong, ditekan atau
dimotivasi untuk memenuhinya. Kebutuhan tertentu yang mereka rasakan akan
menentukan tindakan yang mereka lakukan. Lebih lanjut Cut Zurnali mengutip
pendapat Fremout E. kast dan james E. Rosenzweig (1970) yang mendefinisikan
motive sebagai : a motive what prompts a person to act in a certain way
or at least develop appropensity for speccific behavior. The urge to action can
tauched off by an external stimulus, or it can be internally generated in
individual thought processes. Jadi motive adalah suatu dorongan yang datang
dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau sedikitnya adalah suatu
kecenderungan menyumbangkan perbuatan atau tingkah laku tertentu.
William G Scott (1962: 82) menerangkan tentang
motive adalah kebutuhan yang belum terpuaskan yang mendorong individu untuk
mencapai tujuan tertentu. Secara lengkap motiv menurut Scott motive are
unsatiesfied need which prompt an individual toward the accomplishment of
aplicable goals. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan, motive adalah
dorongan yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan guna
memenuhi kepuasannya yang belum terpuaskan. Selain itu, Maslow sebagaimana
diungkap pada halaman sebelumnya membagi kebutuhan manusia ke dalam beberapa
hirarki, yakni kebutuhan-kebutuhan fisik, keselamatan dan
keamanan, sosial, penghargaan atau prestise dan kebutuhan aktualisasi diri.
Harapan
Mengacu pada pendapat Victor Vroom, Cut Zurnali (2004) mengemukakan
bahwa ekspektasi adalah adanya kekuatan dari kecenderungan untuk bekerja secara
benar tergantung pada kekuatan dari pengharapan bahwa kerja akan diikuti dengan
pemberian jaminan, fasilitas dan lingkungan atau outcome yang menarik. RL. Kahn
dan NC Morce (1951: 264) secara singkat mengemukakan pendapatan mereka tentang
expectation, yakni Expectation which is the probability that the act will
obtain the goal. Jadi harapan adalah merupakan kemungkinan bahwa dengan perbuatan
akan mencapai tujuan. Arthur levingson dalam buku Vilfredo Pareto (1953: 178)
menyatakan : The individual is influenced in his action by two major
sources of role expectation the formal demands made by the company as spalled
out in the job, and the informal expectation forces make behavioral demans on
the individual attemps to structure the social situation and the devine his
place in it.
Dengan merumuskan beberapa pendapat para ahli, Cut
Zurnali (2004) menyatakan bahwa terdapat dua sumber besar yang dapat
mempengaruhi kelakuan individu, yaitu : sumber-sumber harapan yang
berkenaan dengan peranannya antara lain, tuntutan formal dari pihak pekerjaan
yang terperinci dalam tugas yang seharusnya dilakukan. Dan tuntutan informal
yang dituntut oleh kelompok-kelompok yang ditemui individu dalam lingkungan
kerja. Di samping itu, menurut Wiliam G Scott (1962: 105), addtionally, as
could be anticipated, the groups themselves can be axpected to interact,
effecting the others expectations. Ternyata kelompok karyawan sendiri dapat
juga mempengaruhi harapan-harapan yang akan dicapainya. Dan dengan adanya
keyakinan atau pengharapan untuk sukses dapat memotivasi seseorang untuk
mewujudkan atau menggerakkan usahanya (Gary Dessler, 1983: 66). Selanjutnya
Vroom yang secara khusus memformulasikan teori expectancy mengajukan 3 (tiga)
konsep konsep dasar, yaitu : (1) Valence atau kadar keinginan seseorang;
(2) Instrumentality atau alat perantara; (3) Expectacy atau keyakinan untuk
mewujudkan keinginan itu sendiri (Gary Dessler, 1983: 66).
Insentif
Dalam kaitannya dengan insentif (incentive), Cut
Zurnali mengacu pada pendapat Robert Dubin (1988) yang menyatakan bahwa pada
dasarnya incentive itu adalah peransang, tepatnya pendapat Dubin adalah
incentive are the inducement placed the course of an going activities, keeping
activities toward directed one goal rather than another. Arti pendapat itu
kurang lebih, insentif adalah perangsang yang menjadikan sebab berlangsungnya
kegiatan, memelihara kegiatan agar mengarah langsung kepada satu tujuan yang
lebih baik dari yang lain. Morris S. Viteles (1973: 76) merumuskan insentif
sebagai keadaan yang membangkitkan kekuatan dinamis individu, atau
persiapan-persiapan dari pada keadaan yang mengantarkan dengan harapan dapat
mempengaruhi atau mengubah sikap atau tingkah laku orang-orang. Secara lebih
lengkap Viteles menyatakan : incentive are situasions which function in
arousing dynamis forces in the individual, or managements of conditions
introduced with the expectation of influencing or altering the behavior of
people.
Menurut Cut Zurnali, pendapat yang mengemukakan bahwa
insentif adalah suatu perangsang atau daya tarik yang sengaja diberikan kepada
karyawan dengan tujuan agar karyawan ikut membangun, memelihara dan mempertebal
serta mengarahkan sikap atau tingkah laku mereka kepada satu tujuan yang akan
dicapai perusahaan. Joseph Tiffin (1985: 267) mengatakan bahwa pemnberian
insentif sangat diperlukan terutama apabila karyawan tidak banyak mengetahui
tentang hal apa yang akan dilakukannya. Berikut secara lengkap diuraikan
pendapat Tiffin: ordinary speaking, people will not learn very much about
anything unless they are motivated to do so, that is, unless they are supplied
with an adequate incentive. Maknanya bahwa seseorang tidak banyak mengetahui
tentang sesuatu hal, apabila mereka tidak didorong untuk melakukan pekerjaan
yang demikian itu, yaitu apabila mereka tidak dibekali dengan insentif secara
cukup.
Daftar Kepustakaan
¾
Cut Zurnali, 2004, Pengaruh Pelatihan dan
Motivasi Terhadap Perilaku Produktif Karyawan Divisi Long Distance PT Telkom
Tbk, Tesis, Unpad, Bandung
¾
http://app.lidwa.com
¾
https://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi)15-4-2016
¾ Prof.
Dr.Sondang P.Siagian,MPA.Teori Motivasi dan Aplikasinya,(Jakarta,PT Rineka
Cipta:1995) cet kedua.
¾ Prof.Dr.J.Winardi,SE,Motivasi
dan Pemotivasian dalam manajemen(Jakarta,Pt,Raja Grafindo:2004) cet ke 4
¾ Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku
Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.
¾ Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku
Organisasi, Jakarta: Salemba Empat.
¾
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008).
Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat.
¾ Task Planning and Energy Expended: Exploration of How
Goals Influence Performance", Jurnal Psikologi, 1987
¾ Wade, Carol; Tavris, Carol. Psikologi: Jilid 2, Jakarta:
Erlangga, 2007
¾
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
¾
Surya Putra N. Awangga, Motivasi Karyawan
Sukses,(Yogyakarta,Pyramid:2007)cet 1.
¾ Drs .H Malayu S.P. Hasibuan,Organisasi
dan Motivasi(Jakarta.PT Bumi Aksara “ 2010) cet ketujuh.
[1]
Prof.Dr.J.Winardi,SE.Motivasi dan Pemotivasian dalam manajemen(Jakarta:Raja
Grafindo:2004) cet. Ketiga hal 1
[2]
Hadits Bukhari Lidwa Pusaka.com
[3]
Prof.Dr.J.Winardi.SE.Motivasi dan pemotivasian Dalam Manajemen,(Jakarta:PT
RajaGarafindo Persada,2004)Cet.ketiga.hal 1,selanjutnya Winardi 2004.
[4]
Prof.Dr.Sondang P. Siagian,MPA, Teori Motivasi dan aplikasinya,(Jakarta:PT.RINEKA
CIPTA: 1995) Cet kedua 1995, Selanjutnya
Sondang,1995) hal 137
[5]Robbins,
Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba
Empat. Hal.244-254
[6]
Winardi 2004,hal2-3
[7]
Sondang,1995 hal 146
Komentar
Posting Komentar