MODEL PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran Kooperafif
Learning dalam pembelajaran Fikih pada kelas VII MTsN 1 Bukittinggi
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pembelajaran kooperatif muncul karena adanya perkembangan dalam
sistem pembelajaran yang ada. Pembelajaran kooperatif menggantikan sistem
pembelajaran yang individual. Dimana guru terus memberikan informasi ( guru
sebagai pusat ) dan peserta didik hanya mendengarkan. Pembelajaran kooperatif
mendapat dukungan dari Vygotsky tokoh teori kontruktivisme. Dukungan Vygotsky
antara lain:
a. Menekankan peserta didik mengkonstruksi pengetahuan mealui
interaksi sosial dengan orang lain.
b. Selain itu dia juga berpendapat bahwa penekanan belajar
sebagai proses dialog interaktif. Semua hal tersebut ada dalam pembelajaran
kooperatif.
c. Arti penting belajar kelompok dalam pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif ini membuat siswa dapat bekerjasama dan
adanya partisiasi aktif dari siswa. Guru sebagai fasilisator dan pembimbing
yang akan mengarahkan setiap peserta didik menuju pengetahuan yang benar dan
tepat.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar.
B. KONSEP DASAR
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan, dengan perbedaan itu
manusia saling asah, asih, asuh ( saling mencerdaskan ). Dengan pembelajaran
kooperatif diharapkan saling menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh
sehingga tercipta masyarakat belajar ( learning community ). Siswa tidak hanya
terpaku belajar pada guru, tetapi dengan sesama siswa juga.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar
dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai
latihan hidup di masyarakat.
C. CIRI-CIRI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Didalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen-elemen yang
berkaitan. Menurut Lie ( 2004 ):
1. Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang
mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan atau yang biasa disebut dengan
saling ketergantungan positif yang dapat dicapai melalui : saling
ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan tugas,
saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran, saling
ketergantungan hadiah.
2. Interaksi tatap muka
Dengan hal ini dapat memaksa siswa saling bertatap muka sehingga
mereka akan berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru tetapi dengan
teman sebaya juga karena biasanya siswa akan lebih luwes, lebih mudah
belajarnya dengan teman sebaya.
3. Akuntabilitas individual
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar
kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian ini selanjutnya disampaikan
oleh guru kepada kelompok agar semua kelompok mengetahui siapa kelompok yang
memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan,maksudnya yang dapat
mengajarkan kepada temannya. Nilai kelompok tersebut harus didasarkan pada
rata-rata, karena itu anggota kelompok harus memberikan kontribusi untuk
kelompnya. Intinya yang dimaksud dengan akuntabilitas individual adalah
penilaian kelompok yang didasarkan pada rata-rata penguasaan semua anggota
secara individual.
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keterampilan sosial dalam menjalin hubungan antar siswa harus
diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan
memperoleh teguran dari guru juga siswa lainnya.
D. UNSUR – UNSUR
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Menurut Roger dan David Johnson ada 5 unsur dalam model
pembelajaran kooperatif, yaitu :
1. Positive interdependence ( saling ketergangtungan positif )
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada 2
pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada
kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari
bahan yang ditugaskan tersebut.
Beberapa cara membangun saling ketergantungan positif yaitu :
a) Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa
dirinya terintegrasi dalam kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua
anggota kelompok mencapai tujuan.
b) Mengusahakan agar semua anggota kelompok
mendapatkan penghargaan yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai
tujuan.
c) Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap
peserta didik dalam kelompok hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas
kelompok.
d) Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau
peran yang saling mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi dan
saling terikat dengan peserta didik lain dalam kelompok.
2. Personal responsibility ( tanggung jawab perorangan )
Tanggung jawab perorangan merupakan kunci untuk menjamin semua
anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.
3. Face to face promotive interaction ( interaksi promotif )
Unsur ini penting untuk dapat menghasilkan saling ketergantungan
positif. Ciri – ciri interaksi promotif adalah :
a. Saling membantu secara efektif dan efisien
b. Saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan
c. Memproses informasi bersama secara lebih
effektif dan efisien
d. Saling mengingatkan
e. Saling percaya
f. Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan
bersama
4. Interpersonal skill ( komunikasi antar anggota / ketrampilan
)
Dalam unsur ini berarti mengkoordinasikan kegiatan peserta didik
dalam pencapaian tujuan peserta didik, maka hal yang perlu dilakukan yaitu :
a. Saling mengenal dan mempercayai
b. Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius
c. Saling menerima dan saling mendukung
d. Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.
5. Group processing ( pemrosesan kelompok )
Dalam hal ini pemrosesan berarti menilai. Melalui pemrosesan
kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan
kegiatan dari anggota kelompok. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif
untuk mencapai tujuan kelompok.
E. TUJUAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Meningkatkan hasil belajar akademik
Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan
social, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas –
tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu
siswa memahami konsep – konsep yang sulit.
2. Penerimaan terhadap keragaman
Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang
berbada latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama
lain atas tugas – tugas bersama.
3. Pengembangan ketrampilan sosial
Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi
untuk saling berinteraksi dengan teman yang lain.
F. PERBEDAAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PEMBELAJARAN TRADISIONAL
Kelompok
Belajar Kooperatif
|
Kelompok
Belajar Tradisional
|
|
Adanya
saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan motivai
sehingga ada interaksi promotif.
|
Guru
sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan
diri pada kelompok.
|
|
Adanya
akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap
anggota kelompok. Kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para
anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan
siapa yang dapat memberikan bantuan.
|
Akuntabilitas
individual sering diabaikan sehingga tugas- tugas sering diborong oleh salah
seorang anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya ‘enak-enak
saja’ diatas keberhasilan temannya yang dianggap ‘ pemborong’.
|
|
Kelompok
belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik,
dsb sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa
yang dapat memberikan bantuan.
|
Kelompok
belajar biasanya homogen
|
|
Pimpinan
kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman
memimpin bagi para anggota kelompok.
|
Pemimpin
kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih
pemimpinnya dengan cara masing-masing.
|
|
Ketrampilan
social yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan,
kemampuan berkomu nikasi, mempercayai orang lain dan mengelola konflik secara
langsung diajarkan.
|
Ketrampilan
sosial sering tidak diajarkan secara langsung.
|
|
Pada
saat belajar kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan pemantauan
melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja
sama antar anggota kelompok.
|
Pemantauan
melalui observasi dan intervensi sering dilakukan oleh guru pada saat
belajarkelompok sedang berlangsung.
|
|
Guru
memperhatikan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok –
kelompok belajar.
|
Guru
sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok –
kelompok belajar.
|
|
Penekanan
tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal
(hubungan antar pribadi yang saling menghargai).
|
Penekanan
sering hanya pada penyelesaian tugas.
|
G. KEUNTUNGAN
PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Keuntungan pembelajaran kooperatif diantaranya adalah :
1.
Meningkatkan kepekaan dan
kesetiakawanan social
2.
Memungkinkan para siswa saling
belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan
pandangan-pandangan.
3.
Memudahkan siswa melakukan
penyesuaian sosial.
4.
Memungkinkan terbentuk dan
berkembangnya nilai – nilai sosial dan komitmen.
5.
Menghilangkan sifat mementingkan
diri sendiri atau egois.
6.
Membangun persahabatan yang dapat
berlanjut hingga masa dewasa.
7.
Berbagi ketrampilan sosial yang
diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan
dipraktekkan.
8.
Meningkatkan rasa saling percaya
kepada sesama manusia.
9.
Meningkatkan kemampuan memandang
masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan
lebih baik.
11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan
orientasi tugas
H. SINTAK MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
FASE – FASE
|
PERILAKU GURU
|
|
Fase
1 : present goals and set
Menyampaikan
tujuan dan memper siapkan peserta didik
|
Menjelaskan
tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar.
|
|
Fase
2 : present information
Menyajikan
informasi
|
Mempresentasikan
informasi kepada paserta didik secara verbal.
|
|
Fase
3 : organize students into learning teams
Mengorganisir
peserta didik ke dalam tim – tim belajar
|
Memberikan
penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan transisi yang efisien.
|
|
Fase
4 : assist team work and study
Membantu
kerja tim dan belajar
|
Membantu
tim- tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya.
|
|
Fase
5 : test on the materials
Mengevaluasi
|
Menguji
pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau
kelompok- kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
|
|
Fase
6 : provide recognition
Memberikan
pengakuan atau penghargaan
|
Mempersiapkan
cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok.
|
I. TEKNIK – TEKNIK
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Metode STAD ( Student
Achievement Divisions )
Metode ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan – kawan
dari universitas John Hopkins. Metode ini digunakan para guru untuk mengajarkan
informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penilaian
verbal maupun tertulis. Langkah – langkahnya :
a. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi
beberapa kelompok atau tim, masing – masing terdiri atas 4 atau 5 anggota. Tiap
kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik,
maupun kemampuan ( tinggi, sedang, rendah ).
b. Tiap anggota tim/kelompok menggunakan lembar kerja
akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya
jawab atau diskusiantar sesama anggota tim/ kelompok.
c. Secara individual atau tim, tiap minggu atau
tiap dua minggu akan mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap
bahan akademik yang telah dipelajari.
d. Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya
terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individual atau tim yang meraih
prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang –
kadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu
criteria atau srandar tertentu.
2. Metode Jigsaw
Langkah – langkahnya :
a. Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang
anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
b. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk
teks dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari
bahan akademik tersebut.
c. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda
memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan
selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut
(kelompok pakar / expert group).
d. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok
pakar kembali ke kelompok semula ( home teams )untuk mengajar anggota lain
mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.
e. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “
home teams “ para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah
dipelajari.
3. Metode G ( Group Investigation )
Metode ini dirancang oleh Herbet Thelen dan diperbaiki oleh
Sharn. Dalam metode ini siswa dilibatkan sejak perencanaan baik dalam
menentukan topik maupun mempelajari melalui investigasi. Dalam metode ini siswa
dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam komunikasi dan proses
memiliki kelompok.
Langkah-langkahnya :
a. Seleksi topik
b. Merencanakan kerjasama
c. Implementasi
d. Analisis dan sintesis
e. Penyajian hasil akhir
f. Evaluasi selanjutnya
4. Metode struktural
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan, yang menekankan pada
struktur – struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola – pola
interaksi siswa.
Contoh teknik pembelajaran metode struktural yaitu :
a. Mencari Pasangan ( Make a Match )
Dikembangkan oleh Larana Curran, dimana keunggulan teknik ini
adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic
dalam suasana yang menyenangkan. Langkah – langkahnya :
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
atau topik yang cocok untuk sesi review ( persiapan menjelang tes atau ujian ).
2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya.
4) Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain
yang memegang kartu yang cocok.
5) Para siswa mendiskusikan penyelesaian tugas secara bersama –
sama.
6) Presentasi hasil kelompok atau kuis.
b. Bertukar Pasangan
Langkah – langkahnya :
1) Setiap siswa mendapatkan satu pasangan ( guru bisa
menunjukkan pasangannya atau siswa melakukan prosedur / teknik mencari
pasangan.
2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya.
3) Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu
pasangan yang lain.
4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing – masing
pasangan yang baru ini kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban
mereka.
5) Temuan baru yang didapatkan dari pertukaran pasangan kemudian
dibagikan pada pasangan semula.
c. Berkirim Salam dan Soal
Langkah – langkahnya :
1) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap
kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke
kelompok lain. Guru bisa mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang cocok.
2) Kemudian masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan
yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya.
3) Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
4) Setelah selesai jawaban masing – masing kelompok dicocokan
dengan jawaban kelompok yang membuat soal.
d. Bercerita Berpasangan
Teknik ini menggabungkankegiatan membaca, menulis, mendengarkan
dan berbicara. Langkah – langkahnya :
a) Pengajar membagi bahan pelajaran menjadi dua bagian.
b) Pengajar memberikan pengenalan topik yang akan dibahas dalam
pelajaran.
c) Siswa dipasangkan
d) Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama
sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua.
e) Kemudian siswa disuruh membaca atau mendengarkan bagian
mereka masing-masing
f) Sambil membaca/mendengarkan siswa mencatat beberapa kata atau
frase kunci yang ada dalam bagian masing-masing.
g) Siswa berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum
dibaca/didengarkan berdasarkan kata kunci.
h) Setelah selesai menulis, beberapa siswa bisa diberi
kesempatan untuk membacakan hasil karangan mereka.
i) Pengajar membagiakan bagian cerita yang belum terbaca kepada
masing –masing siswa.
j) Diskusi mengenai topik tersebut.
e. Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stay )
Langkah-langkahnya :
1) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat.
2) Siswa bekerjasama dalam kelompok berempat seperti biasa.
3) Setelah selesai, dua orang dari masing – masing kelompok akan
meninggalkan kelompoknya dan masing – masing bertamu ke dua kelompok lain.
4) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan
hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
5) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
6) Kelompok mencocokan dan membahas hasil – hasil kerja mereka.
f. Keliling Kelompok
Langkah – langkahnya :
1) Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan
memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka
kerjakan.
2) Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3) Demikian seterusnya. Giliran bicara bisa dilaksanakan menurut
arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan.
g. Kancing Gemerincing
Langkah-langkahnya :
1) Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing –
kancing atau benda kecil lainnya.
2) Sebelum kelompok memulai tugasnya setiap siswa dalam masing –
masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kancing ( jumlah kancing
bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan.
3) Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan
pendapat dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkan di tengah –
tengah.
4) Jika kancing yang dimiliki seseorang habis, dia tidak boleh
berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
5. Think – Pair –
Share
Langkah-langkah :
a. Thinking : guru mengajukan pertanyaan atau isu
terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.
b. Pairing : guru meminta peserta didik berpasang –
pasangan. Member kesempatan kepada pasangan – pasangan untuk berdiskusi.
c. Sharing : hasil diskusi intersubjektif di tiap –
tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Dalam
kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengkonstuksian
pengetahuan secara integratif.
6. Numbered Heads
Together
Langkah – langkahnya :
a. Guru membagi kelas menjadi kelompok – kelompok
kecil
b. Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab
oleh tiap – tiap kelompok. Pada kesempatan ini tiap – tiap kelompok menyatukan
kepalanya “ Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban.
c. Guru memanggil paserta didik yang memiliki nomor
yang sama dari tiap – tiap kelompok dan memberi kesempatan untuk menjawab.
d. Guru mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga
peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang
utuh.
7. Bamboo Dancing
Langkah – langkahnya :
a. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik
oleh guru.
b. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar dan
berpasangan.
c. Membagikan tugas kepada setiap pasangan untuk dikerjakan
atau dibahas ( diskusi ).
d. Usai berdiskusi pasangan berubah dengan menggeser
posisi mengikuti arah jarum jam sehingga tiap- tiap peserta didik mendapat
pasangan baru dan berbagi informasi, demikian seterusnya hingga kembali
kepasangan awal.
e. Hasil diskusi tiap – tiap kelompok besar
kemudian dipresentasikan kepada seluruh kelas
f. Guru memfasilitasi terjadinya intersubjektif,
dialog interaktif, Tanya jawab sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat
diobjektivikasi dan menjadi pengetahuan bersama seluruh kelas.
8. Point – Counter –
Point
Langkah – langkahnya :
a. Guru memberi pelajaran yang terdapat isu – isu
kontroversi.
b. Membagi peserta didik ke dalam kelompok – kelompok dan
posisinya berhadap – hadapan.
c. Tiap – tiap kelompok diberi kesempatan untuk
merumuskan argumentasi – argumentasi sesuai dengan perspektif yang
dikembangkannya.
d. Setelah berdiskusi maka mereka mulai berdebat
menyampaikan argumentasi sesuai pandangan yang dikembangkan kelompoknya.
Kemudian minta tanggapan, bantahan atau koreksi dari kelompok lain perihal isu
yang sama.
e. Buat evaluasi sehingga peserta didik dapat
mencari jawaban sebagai titik temu dari argumentasi – argumentasi yang telah
mereka munculkan.
9. The Power of Two
Langkah – langkahnya :
a. Ajukan pertanyaan yang membutuhkan pemikiran
yang kritis.
b. Minta peserta didik menjawab pertanyaan yang
diterimanya secara perorangan.
c. Minta peserta didik mencari pasangan, dan masing
– masing saling menjelaskan jawabannya kemudian menyusun jawaban baru yang
disepakati bersama.
d. Membandingkan jawaban – jawaban tersebut dengan
pasangan lain sehingga paserta didik dapat mengembangkan pengetahuan yang lebih
integrative.
e. Buat rumusan – rumusan rangkuman sebagai jawaban
– jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. Rumusan tersebut merupakan
konstruksi atas keseluruhan pengetahuan yang telah dikembangkan selama diskusi.
10. Listening Team
Langkah-langkahnya :
a. Diawali dengan pemaparan meteri pembelajaran oleh
guru.
b. Guru membagi kelas menjadi kelompok – kelompok dan
setiap kelompok memiliki peran masing – masing, misalnya:
Kelompok 1 : kelompok penanya
Kelompok 2 : kelompok penjawab dengan perspektif tertentu
Kelompok 3 : kelompok penjawab dengan perspektif yang berbeda
dari kelompok 2
Kelompok 4 : kelompok yang bertugas mereview dan membuat
kesimpulan dari hasil diskusi.
c. Munculkan diskusi yang aktif karena adanya
perbedaan pemikiran sehingga dikusi menjadi berkualitas.
d. Penyampaian berbagai kata kunci atau konsep yang telah
dikembangkan oleh peserta didik dalam diskusi.
J. METODE-METODE
PENDUKUNG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. PQ4R
Pengalaman awal dapat dibangun melalui aktivitas membaca
sehingga peserta didik akan memiliki stock knowledge. Langkah – langkahnya :
a) P ( Preview ) yaitu peserta didik menemukan
ide – ide pokok yang dikembangkan dalam bahan bacaan.
b) Q ( Question ) yaitu peserta didik merumuskan
pertanyaan – pertanyaan untuk dirinya sendiri yang diarahkan pada pembentukan
pengetahuan deklaratif, structural dan pengetahuan procedural.
c) R ( Read ) yaitu peserta didik membaca
secara detail dari bahan bacaaan yang dipelajarinya sehingga paerta didik
diarahkan mencari jawaban terhadap semua pertanyaan yang dirumuskannya.
d) R ( Reflect ) yaitu peserta didik memahami apa
yang dibacanya.
e) R ( Recite ) yaitu peserta didik
merenungkan kembali apa yang dibacanya dan mampu merumuskan konsep – konsep,
menjelaskan hubungan antar konsep dan mengartikulasikan pokok – pokok penting
yang telah dibacanya.
f) R ( Review ) yaitu peserta didik merangkum
atau merumuskan intisari dari bahan yang telah dibacanya. Peserta didik mampu
merumuskan kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan – pertanyaan yang telah
diajukannya.
2. Guided Note Taking
Merupakan metode catatan terbimbing yang dikembangkan agar
metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian siswa. Langkah –
langkahnya :
a) Memberikan bahan ajar misalnya yang berupa
handout dari materi ajar yang disampaikan dengan metode ceramah kepada peserta
didik.
b) Mengosongi sebagian poin – poin yang penting
sehingga terdapat bagian – bagian yang kosong dalam handout tersebut
c) Menjelaskan kepada peserta didik bahwa
bagian yang kosong dalam handout memang sengaja dibuat agar peserta didik tetap
berkonsentrasi mengikuti pelajaran.
d) Selama ceramah berlangsung peserta didik diminta
untuk mengisi bagian yang kosong tersebut.
e) Setelah penyampaian materi selesai, minta
peserta didik membacakan handoutnya.
3. Snowball Drilling
Metode ini dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang
diperoleh peserta didik dari membaca bahan – bahan bacaan. Peran guru adalah
mempersiapkan paket soal – soal pilihan ganda dan menggelindingkan bola salju
berupa soal latihan dengan cara menunjuk atau mengundi. Langkah – langkahnya :
a) Peserta didik di tunjuk arau diundi satu
persatu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
b) Jika peserta didik pertama berhasil menjawab maka
paserta didik tersebut berhak menunjuk teman yang lainya untuk menjawab soal
berikutnya. Tetapi jika peserta tersebut gagal manjawab pertanyaan pertama
maka dia harus menjawab pertanyaan berikutnya hingga berhasil menjawab.
c) Diakhir pelajaran guru memberikan ulasan
terhadap hal yang telah dipelajari peserta didik.
4. Concept Mapping
Langkah – langkahnya :
a) Guru mempersiapkan potongan – potongan
kartu yang bertuliskan konsep – konsep utama.
b) Guru membagikan potongan – potongan kartu yang
bertuliskan konsep – konsep utama kepada peserta didik.
c) Memberi keempatan kepada peserta didik
untuk mencoba membuat peta yang menggambarkan hubungan antar konsep. Dan
membuat garis hubung serta menuliskan kata atau kalimat yang menjelaskan
hubungan antar konsep.
d) Kumpulkan hasil pekerjaan peserta didik dan
bandingkan dengan konsep yang benar dan dibahas satu persatu.
e) Ajak seluruh kelas untuk melakukan koreksi
atau evaluasi dan rumukan beberapa kesimpulan terhadap materi yang dipelajari.
5. Giving Question
and Getting Answer
Dilakukan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan dan
keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan.
Langkah – langkahnya :
a) Bagikan 2 potongan kertas pada peserta
didik, kemudian minta kepada peserta didik untuk menuliskan dikartu itu (1)
kartu menjawab, (2) kartu bertanya.
b) Ajukan pertanyaan baik dari peserta didik maupun
guru tulis pada kartu bertanya.
c) Minta kepada peserta didik untuk memberi
jawab dan menuliskannya pada kartu menjawab dan serahkan pada guru.
d) Jika sampai akhir masih ada peserta didik yang
memegang 2 kartu maka minta mereka untuk membuat resume atas proes tanya jawab
yang sudah berlangsung.
6.Question Student Have
Dilakukan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan
bertanya. Langkah – langkahnya :
a) Membagi kelas menjadi 4 kelompok.
b) Bagikan kartu kosong kepada setiap peserta didik
dalam setiap kelompok.
c) Minta peserta didik menuliskan pertanyaan
yang mereka miliki tentang hal – hal yang dipelajari.
d) Putar kartu searah jarum jam sehingga ketika
setiap kartu diedarkan pada anggota kelompok, anggota tersebut harus membacanya
dan memberikan tanda (v) jika pertanyaan terebut dianggap penting. Putar hingga
ampai kapada pemiliknya kembali.
e) Periksa pertanyaan mana yang memperoleh
suara yang banyak dan bandingkan dengan perolehan anggota lain. Pertanyaan yang
mendapat suara terbanyak menjadi milik kelompok.
f) Setiap kelompok melaporkan pertanyaan
tersebut secara tertulis dan guru memeriksa. Setelah diseleksi pertanyaan
dikembalikan kepada peserta didik untuk dijawab secara mandiri maupun kelompok.
7. Talking Stick
Metode ini mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan
pendapat. Langkah – langkahnya :
a) Guru menjelaskan materi pokok yang akan
dipelajari.
b) Peserta didik diberi kesempatan untuk membaca dan
mempelajari materi tersebut.
c) Guru meminta kepada peserta didik untuk
menutup bukunya. Kemudian guru mengambil tongkat dan diberikan kepada salah
satu peserta didik. Peserta didik yang mendapat tongkat tersebut harus menjawab
pertanyaan yang diberikan guru, dan demikian seterusnya.
d) Guru member keempatan kepada peserta didik untuk
melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari dan guru member ulasan
terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik dan selanjutnya bersama –
sama merumuskan kesimpulan.
8. Everyone is
Teacher Here
Metode ini merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan
partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual dan member kesempatan
kepada siswa untuk berperan sebagai guru bagi teman – temannya. Langkah –
langkahnya :
a) Bagikan kertas/ kartu indeks kepada seluruh
peserta didik.
b) Setiap peserta didik diminta menuliskan satu
pertanyaan mengenai meteri pelajaran yang sedang dipelajari di kelas.
c) Kumpulkan kertas dan acak kemudian bagikan
kepada setiap peserta didik dan pastikan tidak ada yang mendapatkan soalnya
sendiri.
d) Minta kepada peserta didik untuk membaca
pertanyaan tersebut dalam hati dan minta untuk memikirkan jawabannya.
e) Minta kepada peserta didik untuk membaca
pertanyaan tersebut dan menjawabnya.
f) Setelah dijawab, minta kepada peserta didik
lainnya untuk menambahkan jawabannya.
9. Tebak Pelajaran
Dikembangkan untuk menarik pehatian siswa selama mengikuti
pembelajaran. Langkah – langkahnya :
a) Tulislah atau tayangkan melalui LCD subject
matter dari pelajaran yang akan disampaikan.
b) Mintalah kepada siswa untuk menuliskan kata –
kata kunci apa saja yang diprediksikan muncul dari materi pelajaran yang akan
disampaikan oleh guru.
c) Sampaikan meteri pembelajaran secara
interaktif.
d) Selama proses pembelajaran siswa diminta menandai
hasil prediksi mereka yang sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru.
e) Diakhir pelajaran tanyakan berapa jumlah
tebakan mereka yang benar.
K. KEUNGGULAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan – keunggulan dalam
pembelajarannya, antara lain :
1.
Dengan pembelajaran kooperatif maka
setiap anggota dapat saling melengkapi dan membantu dalam menyelesaikan setiap
materi yang diterima sehingga setiap siswa tidak akan merasa terbebani sendiri
apabila tidak dapat mengerjakan suatu tugas tertentu.
2.
Karena keberagaman anggota kelompok
maka memiliki pemikiran yang berbeda – beda sehingga pemikirannya menjadi luas
dan mampu melihat dari sudut pandang lain untuk melengkapi jawaban yang lain.
3.
Pembelajaran kooperatif cocok untuk
menyelesaikan masalah – masalah yang membutuhkan pemikiran bersama.
4.
Dalam pembelajaran kooperatif para
paserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan karena bekerja
sama dengan teman – temannya.
5.
Dalam pembelajaran kooperatif
memupuk rasa pertemanan dan solidaritas sehingga diantara anggotanya akan
terjadi hubungan yang positif.
L. KELEMAHAN
PEMBELAAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran kooperatif selain memiliki keunggulan juga memiliki
kelemahan – kelemahan antara lain :
1.
Dalam pembelajaran kooperatif
apabila kelompoknya tidak dapat bekerjasama dengan baik dan kompak maka akan
terjadi perselisihan karena adanya berbagai perbedaan yang dapat menyebabkan
perselisihan.
2.
Terkadang ada anggota yang lebih
mendominasi kelompok dan ada yang hanya diam, sehingga pembagian tugas tidak
merata.
3.
Dalam pembelajarannya memerlukan
waktu yang cukup lama sebab harus saling berdiskusi bersama teman – teman lain
untuk menyatukan pendapat dan pandangan yang dianggap benar.
4.
Karena sebagian pengetahuan didapat
dari teman dan yang menerangkan teman maka terkadang agak sulit dimengerti,
sebab pengetahuan terbatas.
PENUTUP
Dari uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan pada aspek
kerjasama diantara para anggotanya dimana di dalamnya ada ketergantungan yang
positif, interaksi, akuntabilitas serta ketrampilan individu dalam memproses
kelompoknya. Tujuan pembelajaran ini juga disesuaikan bahwa tujuan pembelajaran
adalah untuk memperoleh ilmu dan mendidik anak didik, maka tujuan pembelajaran
kooperatif yaitu meningkatkan hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman dan pengembangan ketrampilan social. Dalam pembelajaran kooperatif
maka setiap anggota yang beragam ikut berpartisipasi secara aktif sesuai dengan
setiap pandangan yang mereka miliki masing – masing. Banyak model – model
pembelajaran kooperatif namun secara umum proses pembelajaran kooperatif adalah
sebagai berikut :
1.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
dan mempersiapkan peserta didik siap belajar.
2.
Mempresentasikan informasi
kepada paserta didik secara verbal.
3.
Memberikan penjelasan kepada
peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok
melakukan transisi yang efisien.
4.
Membantu tim- tim belajar selama
peserta didik mengerjakan tugasnya.
5.
Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok- kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya.
6.
Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individu maupun kelompok.
Setiap segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kelemahan
begitu pula dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif mengajarkan
bagaimana saling bekerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah secara
berkelompok melalui diskusi dengan teman lain yang memiliki pandangan dan pemikiran
yang berbeda – beda, melalui hal tersebut maka setiap anggota akan memiliki
pandangan yang lebih luas karena saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan
ketrampilan sehingga melalui semua itu kelompok dapat meyelesaikan tugas yang
diberikan melalui pemikiran bersama yang dianggap benar dan baik. Tetapi karena
adanya keberagaman tersebut juga dapat menimbulkan adanya perselisihan dan
pertentangan akibat adanya pemikiran yang berbeda sehingga dalam memproses
memerlukan waktu yang cukup lama sehingga agar pertentangan tersebut tidak
terjadi dibutuhkan kekompakan diantara anggotanya.
Pembelajaran kooperatif ini sangat berguna dalam proses
pembelajaran yang dilakukan dalam pendidikan dimana pembelajaran kooperatif
memberikan cara yang berbeda dalam pengajaran yaitu dengan bekerjasama dengan
anggota kelompoknya dan memecahkan persoalan bersama dimana akan membantu
para peserta didik saling bertukar pengetahuan, pemikiran dan pengalaman mereka
untuk memperoleh sesuatu yang benar dan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Suprijono, Agus. 2006 . Cooperative Learning ( Teori &
Aplikasi PAIKEM ).
Drs. Sugiyanto. Modul PLPG
www. Wikipedia. Com
Komentar
Posting Komentar